JAKARTA - Warganet dihebohkan dengan Wuhan yang menyatakan bebas dari COVID-19. Berbagai pusat bisnis seperti klub dibuka dan banyak pesta yang digelar lagi.
Banyaknya foto yang beredar di media sosial membuat sebagian warganet Indonesia yang mengekspresikan kekesalan mereka, mengingat Wuhan merupakan titik awal munculnya COVID-19.
Di sisi lain, banyak juga yang merasa iri. Meski Wuhan menjadi negara pertama yang melaporkan adanya virus corona jenis baru, mereka juga yang merayakan kebebasan lebih dahulu. Bagaimana dengan Indonesia?
Wuhan yang Dikurung
Sejak pandemi menyerang Wuhan pada 22 Januari, pemerintah setempat memberi peringatan kepada warganya untuk tidak keluar dari kota dan mulai menerapkan lockdown.
Akses keluar dari kota langsung ditutup dan transportasi publik serta penggunaan kendaraan pribadi dilarang. Tidak ada pengecualian bagi urusan pribadi maupun darurat.
Seluruh toko fisik juga ditutup kecuali yang berkaitan dengan medis dan makanan. Saat itu, jalanan di sepanjang kota Wuhan terlihat sepi dan hening.
Masyarakat pun seakan ‘dipaksa’ untuk tetap tinggal di rumah. Memang perlahan masyarakat diperbolehkan pergi untuk membeli kebutuhan, tetapi dalam satu rumah hanya diperbolehkan satu orang yang keluar untuk melakukan hal tersebut.
Melansir The Guardian pada Kamis, 24 September, aturan kala itu semakin brutal. Pihak berwajib melakukan inspeksi di setiap rumah untuk tes kesehatan. Siapa pun yang terkena COVID-19 harus segera melakukan isolasi dan tidak berhubungan dengan orang di sekitar.
Beberapa bulan setelah menjalani lockdown, tentunya ada adaptasi terhadap kebiasaan baru yang disebut new normal. Tetapi mereka tetap mematuhi aturan dan menjalani kehidupan seperti biasa. Hasilnya bisa kita lihat sekarang.
BACA JUGA:
Situasi Indonesia
Saat ini, kasus positif di Indonesia mencapai lebih dari 200 ribu kasus. Apakah masyarakat terlihat menaati peraturan? Coba lihat unggahan di media sosial Anda. Tidak sedikit dari mereka yang menulis “Tetap berjaga!” tetapi di sisi lain juga mengunggah foto sedang duduk cantik di sebuah kafe atau restoran.
Belum lagi mereka yang memilih berlibur ke luar kota demi untuk menghindari hiruk-pikuk Ibu Kota. Jangan lupa, kita juga masih menjumpai orang-orang yang tidak memakai masker di sekitar kita.
Aturan sederhana saja belum bisa dipatuhi masyarakat. Jadi, rasanya sulit membayangkan Indonesia bisa berpesta dalam waktu dekat layaknya warga kota Wuhan.
Bukannya pesimistis. Tetapi, hati ini rasanya meringis setiap kali jumlah kasus positif bertambah sementara orang-orang tetap egois dengan pendapatnya sendiri.
Enam bulan berlalu, tetapi masih banyak yang meragukan adanya pandemi. Padahal setiap hari, ada orang yang meninggal dunia karena virus ini.
Harus Apa?
Jika ingin cepat pulih seperti Wuhan, maka disiplin harus dimuali dari diri sendiri. Walaupun tidak ada aturan lockdown penuh seperti Wuhan, kita harus bisa menerapkan skala prioritas ketika harus bepergian. Selama semua aktivitas bisa dilakukan di dalam rumah, maka tidak ada alasan untuk keluar rumah.
Selain itu, selalu mencuci tangan dengan sabun, membersihkan barang dengan disinfektan dan berkomunikasi langsung secukupnya.
Tidak hanya fisik, urusan mental juga harus pandai kita kelola. Jangan terlalu sering membaca berita soal korban-korban COVID-19 serta beristirahat dengan cukup.
Konsumsi sayur dan buah-buahan serta pastikan pikiran dan hati selalu tenang agar tercipta suasana yang aman. Jika situasi terpaksa membuatmu harus keluar rumah, kenakan pakaian berlengan panjang dan gunakan masker setiap saat.