Bagikan:

JAKARTA - Data dari Musicians and Performers Union (Müzik-Sen) mengungkap, hampir 100 musisi di Turki melakukan bunuh diri sejak awal pandemi COVID-19 pada bulan Maret. Hal ini disampaikan wakil oposisi utama Gamze Taşcıer pada 15 September.

"Data Müzik-Sen menunjukkan bahwa jumlah musisi yang bunuh diri selama pandemi mendekati 100. Ada musisi di luar sana yang menjual instrumen mereka untuk membeli roti," kata Tascier dilansir dari Duvar English, Senin, 21 September.

Memperhatikan bahwa mata pencaharian musisi termasuk yang paling terpengaruh selama pandemi, wakil Partai Rakyat Republik (CHP) mengatakan bahwa pemerintah telah mengambil "tindakan pencegahan yang aneh dan tidak berarti" terhadap COVID-19 yang membuat para musisi semakin tegang.

“Beberapa tindakan dilakukan seolah-olah virus menyebar dengan musik. Kebanyakan musisi dan artis yang tidak diasuransikan tidak memiliki akses ke manfaat apa pun," lanjut Tashcıer.

Memperhatikan bahwa Ankara telah membatasi siaran musik di tempat hiburan dan pernikahan, deputi mengatakan bahwa ada ketidakkonsistenan dalam mengizinkan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa untuk mengadakan pertemuan.

“Kamu bisa melakukan pertarungan nyata, atau kamu bisa berpura-pura. Sekarang, pemerintah sedang berpura-pura."

Wakil tersebut selanjutnya mendesak Ankara untuk lebih memperhatikan industri yang paling tertekan oleh pandemi. Ia juga mendesak dilakukannya penerapan manfaat dan paket bantuan untuk semua, "yang diamanatkan dalam pemerintahan sosial," katanya.