JAKARTA - Sedari dulu, kita diajari untuk tidak boleh berkata kasar kepada siapa pun. Apalagi jika sampai mengumpat atau menggerutu akan suatu hal yang kurang menyenangkan.
Namun siapa sangka, jika mengumpat dan mengeluarkan kata-kata sumpah serapah justru memiliki efek positif. Salah satunya mampu mengurangi rasa sakit di tubuh.
Meski terdengar aneh, karena banyak orang bilang mengumpat hanya menambah emosi dan tidak membantu memecahkan masalah sama sekali. Tapi seorang Psikolog Dr Richard Stephens membuktikan, jika mengeluarkan kata-kata kasar sumpah serapah bisa mentolerir rasa sakit di tubuh.
BACA JUGA:
"Mengumpat memicu analgesia yang disebabkan oleh stres. Itu bagian dari respons Adrenalin ketika dilepaskan, jantung memompa darah lebih cepat dan kita menjadi lebih mampu untuk mengatasi agresor dengan cepat. Mengumpat membantu banyak orang lebih bisa mentolerir rasa sakit," kata Richard dikutip dari Wired.
Penelitiannya itu dilakukannya kepada 67 mahasiswanya di Keele University di Staffordshire, Inggris. Stephens meminta mahasiswanya untuk meletakkan tangan mereka di air es selama beberapa menit. Para mahasiswa ini juga diperbolehkan untuk mengumpat beberapa kali.
Dari penelitian tersebut, rata-rata mahasiswa yang mengumpat dapat mentolerir rasa sakit selama hampir dua menit. Mereka juga mendeskripsikan kata-kata umpatan atau makian selama menjalani test tersebut. Kebanyakan dari mereka menuliskan "arrgh, no, f*ck, bugger, dan shit."
Richard menambahkan, efek pengurang rasa sakit akan berkurang jika seseorang mengumpat berkali-kali. Hal itu dirasakan dari perubahan perilaku seperti berbicara kasar dengan tanda-tanda emosional dalam meluapkan ekspresi seperti stress, ketakutan, kecemasan atau gembira.
Banyak peneliti juga menganggap jika mengumpat bisa membangun kepercayaan dan meningkatkan produktivitas. Mereka meyakini berpendapat dengan meluapkan emosi lewat kata makian jauh lebih baik, dibanding menggunakan kekerasan fisik.