JAKARTA - Sutradara Film Satria Dewa: Gatotkaca, Hanung Bramantyo mengatakan film laga itu tidak akan memunculkan darah dalam pertempuran yang terjadi. Hanung mencontoh film jagoan Marvel yang tidak memunculkan darah supaya bisa ditonton anak-anak.
"Kalau kita lihat film-film Marvel itu pertempurannya heboh tapi tidak ada darah. Itu sebabnya bisa ditonton anak-anak. Makanya film Satria Dewa: Gatotkaca juga tidak akan darah yang muncul," ujar Hanung ditemui di SCBD, Jaksel, Selasa, 22 Februari.
Menurut Hanung, film superhero tak perlu lagi dikotak-kotakan film Hollyeood atau Indonesia. "Kita mengerjakan film ini dengan standart internasional," tegasnya.
BACA JUGA:
Film Satria Dewa Gatotkaca rencananya akan dirilis di bioskop pada Juni 2022. Film yang diambil dari kisah pewayangan tersebut mengambil latar modern. Menurut Hanung Bramantyo sang sutradara, film tersebut sekaligus memperkenalkan superhero Indonesia termasuk budaya Indonesia yang sangat kaya.
"Kita ambil wayang sebabagai value. Bahwa Gatotkaca itu ksatria yang selalu sendirian. Kalau ada masalah dia diam-diam menyelesaikan. Lambang bintang itu kan menunjukkan bagaimana cahaya menerangi," katanya.
Hanung menyajikan tata visual yang modern dengan menggunakan CGI (Computer Generated Imagery) dan Visual Effect yang dikerjakan secara serius dan intens. Lebih dari 500 titik dalam film harus dikerjakan lewat proses CGI yang makan waktu Panjang. Mundurnya jadwal tayang, menurut Hanung Bramantyo memberi kesempatan yang baik untuk memaksimalkan proses edit.
"Kita ini diberi kesempatan untuk lebih lama mengedit. Jadi diambil positifnya. Karena film ini CGI-nya memerlukan ketelitian. Belum lagi bagian pertempuran seru yang harus dibuat dengan detail agar penonton bisa menikmati serunya cerita dari film Satria Dewa: Gatotkaca,” kata Hanung.