JAKARTA - Cantik, muda, dan berbakat, tiga kata itu mewakili sosok Beby Tsabina yang sudah membintangi 13 judul film dalam usia 19 tahun. Gadis kelahiran 27 Oktober 2002 ini juga membintangi 7 sinetron. Di balik kesuksesan karirnya, Beby ternyata harus berjuang melawan penyakit tulang skoliosis sejak SMP.
Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang. Pada kondisi normal, tulang belakang biasanya berbentuk lurus. Namun, penderita skoliosis memiliki tulang belakang yang bengkok, seperti membentuk huruf S atau C. Biasanya sering terjadi saat masa pertumbuhan sebelum pubertas.
"Jadi aku mengidap penyakit tulang belakang kelainan tulang belakang, tulang kita itu kalau orang normal itu lurus, kalau aku bentuknya S jadi miring. Pertama kali aku sadar waktu SMP kelas 1," kenangnya.
Rupanya, fisiknya yang miring justru diketahui pertama kali oleh teman sekolah. "Setelah aku merasa suka pegal-pegal aku ikut ekskul di sekolah terus suka pegel, terus kalau ikut paskibra kan harus lurus, temen aku bilang kok badan kamu kok miring ya," jelasnya.
Kejadian itu membuatnya menjadi peduli dengan tubuhnya. "Sampai rumah aku cek ternyata memang miring dan aku bilang sama mama dan papa dan mereka ngecek memang tulangnya miring," ujar Beby dalam wawancara virtual beberapa waktu lalu.
Karena penyakit tulang tersebut, aktivitas Beby harus dibatasi. Beban pada tulang belakang dikurangi supaya kemiringan tidak bertambah parah.
"Tanpa aku melakukan apapun makin parah, dia kalau scoliosis nggak boleh bawa barang berat di belakang, kalau ke sekolah bawa banyak buku tambah parah, ini nggak nyaman dan dilakukan sesuatu," paparnya.
Untuk olah raga misalnya, Beby Tsabina hanya diizinkan jika dengan intensitas yang ringan seperti pilates. "Akhirnya aku pengobatan dengan banyak cari informasi, terapi sampai akhirnya sekarang setelah banyak terapi dan lebih baik, meski gak sembuh derajatnya sudah jauh berkurang sekarang lakukan perbaikan postur tubuh dengan olah raga pilates," jelas Beby.
Mendapati tubuhnya miring pada waktu remaja, tentu bukan sesuatu yang menyenangkan. Apalagi Beby sudah mulai berkarir kala itu. Penampilan menjadi modal utama untuk akting sehingga dia sempat merasa tidak percaya diri dan malu.
BACA JUGA:
"Pasti kalau pakai kaos aja keliatan banget miringnya, dan namanya juga anak SMP saat itu badannya bagus, lihat temen tulang belakangnya lurus. Aneh aja diri aku, suka pegel juga, kita pengidap scoliosis gak boleh lari, kayak lompat nggak boleh juga, aku merasa kayak ke mental sih," kenangnya.
Rupanya beban mental itu membuatnya semakin sedih. "Aku masih punya energi banyak jadi gak bisa aktivitas, suka sedih. Dan aku nggak bisa angkat barang banyak juga. Sekecil mama aku, adek aku, abang aku bawa koper aku mau bantuin itu nggak bisa," jelas Beby Tsabina.
TERBUKA UNTUK EDUKASI REMAJA
Bukan perkara mudah bagi Beby Tsabina untuk memutuskan terbuka atas penyakit yang dialaminya. Beban mental menjadi kendala utama. Takut orang tidak paham justru merundungnya.
Namun, gejolak itu dilawan karena sadar sebagai publik figur dia bisa memberikan edukasi lebih kepada orang lain. Karena itu, Beby akhirnya buka-bukaan tentang penyakit skoliosis.
"Nah aku pengen banget sebenernya memberikan informasi ini, untuk teman yang masih seumuran aku, merasakan mengidap penyakit skoliosis khususnya perempuan, jangan pernah merasa sendiri. Aku sudah melewat semua, aku tahu banyak dan ternyata aku mengalami. Aku sadar banyak perempuan idap penyakit ini, untuk hidup normal karena mengidap skoliosis, lakukan konsultasi ke dokter," sarannya.
Dia juga berharap supaya remaja seumurannya tak minder jika menderita skoliosis. "Banyak temen yang idap penyakit ini. Ini normal yang penting konsultasi dokter, terapi, jaga ke dokter, tetap jaga badan baik-baik," sarannya.
Dia ingin anak-anak muda yang pernah atau sedang tidak percaya diri karena alami kekurangan pada tubuhnya tidak minder. Kekurangan harus dihadapi.
"Jangan pernah merasa punya kekurangan jadi hal yang bikin tidak percaya diri. Karena aku sendiri menyimpulkan bahwa selalu mengingatkan aku down to earth, bahwa aku manusia biasa punya kekurangan," tegasnya.
Tak mau terus dirundung kesedihan dan meratapi nasib, Beby justru merasa penyakitnya mengajari untuk bersyukur. " Aku selalu bersyukur jadikan penyakit ini jadi sesuatu yang disyukuri," katanya.
"Kalau ada anak muda yang insecure dengan penyakit berbeda-beda, nggak semua yang kalian liat di depan mata kalian itu adalah sebenarnya. Nggak semua kelihatan bahagia baik-baik saja pasti dalam hidupnya punya kekurangan dan kelebihan masing-masing," imbuh Beby.
Jika masih ragu, simaklah kisah hidup Beby Tsabina. Saat berjuang dengan terapi dan pengobatan, Beby tetap semangat syuting. Bahkan dia mendapat penghargaan di ajang Indonesian Movie Actor Awards 2021 sebagai Pemeran Wanita Terfavorit.
"Rasanya bersyukur sekali kaget banget juga, untuk masuk nominasi udah bersyukur dan memenangkan itu suatu keajaiban karena sudah aku sering ucapkan. Ini film pertamaku sebagai permeran utama, syuting udah udah lama kirain gak terlihat , film tidak tayang di bioskop karena pandemi, jadi tayang di aplikasi dimana aku merasa orang banyak yang gak sadar film sudah tayang, jadi bersyukur sih dipertimbangkan masuk di Indonesia Movie Actor Awards," katanya.
Beby sempat tak yakin akan dapat penghargaan. Tak berani berharap lebih tepatnya karena nominator lain, menurutnya keren-keren.
"Aku bener-bener nggak kepikiran menang, aku lihat juga nominasi lainnya keren-keren. Semua senior aku, sama Mawar de jongh di umur yang sama, untuk bersanding sama mereka saja sudah bersyukur dan nggak kepikiran untuk menang sih," kenangnya.
Penghargaan adalah pencapaian prestasi untuk Beby Tsbina. "Pastinya sebuah achievement buat aku, suatu apa ya, suatu pembuktian kalau aku bukti nyata, ternyata bener akting aku sampai ke penonton," jelasnya.
Apalagi kategori favorit memang dipilih berdasarkan pilihan penonton. "Pemilihan pemeran utama terfavorit itu pemilihan penonton, penonton merasa bahwa isi film disampaikan dengan baik, itu sangat berarti buat aku, penghargaan itu jadi motivasi buat aku untuk bisa berproses lebih baik lagi," tegas Beby Tsabina.