Bagikan:

JAKARTA - Gangguan kesehatan mental jadi salah satu topik perbincangan yang paling diminati masyarakat akhir-akhir ini. Seakan tak ingin ketinggalan tren, maka banyak orang berani mengklaim dirinya mengidap gangguan mental tanpa mengunjungi dan berdiskusi dengan para ahli. 

Informasi terkait diri didapat dari internet atau menggali dari orang terdekat. Upaya mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang didapat secara mandiri ini disebut dengan self-diagnosis. Padahal, tidak sedikit ahli membeberkan jika kebiasaan mendiagnosis diri sendiri, khususnya yang terkait dengan kesehatan mental merupakan hal berbahaya. 

(Priscilla Du Preez/Unsplash)

Kalau Anda percaya Anda memiliki gangguan kesehatan mental, maka Anda akan mengambil langkah mengatasinya dengan mengonsumsi obat-obatan yang tidak tepat. Jika Anda salah menggunakan obat-obatan tersebut, maka tidak menutup kemungkinan kesehatan diri Anda yang semula baik-baik saja kini mulai ikut terganggu.

Bisa jadi, apa yang sedang Anda alami sekarang tidak seburuk sangkaan Anda dan bisa ditangani dengan terapi psikologis selama 1-2 bulan tanpa mengonsumsi obat-obatan. Namun, kesalahan mengonsumsi obat justru membuat kondisi Anda semakin parah.

(Dan Meyers/Pexels)

Bahanya lagi, self diagnose membuat Anda percaya pada kenyataan yang sebenarnya belum tentu terjadi. Terus menerus memaksa diri memercayai apa yang diyakini bisa mengganggu kerja otak dan organ sehingga ketakutan tersebut bisa jadi kenyataan.

Perlu diketahui, dibutuhkan keahlian khusus untuk bisa mendiagnosis kesehatan mental dan hanya ahli yang bisa melakukan hal tersebut. Jika Anda merasa mengalami gejala depresi atau gangguan kesehatan mental lainnya, lebih baik Anda segera mengunjungi ahli untuk pemeriksaan lebih lanjut.