Bagikan:

JAKARTA – Pada pria, orgasme dan ejakulasi ialah peristiwa yang berbeda tetapi acap dianggap sama. Orgasme merupakan kenikmatan atau kepuasan, sedangkan ejakulasi ialah keluarnya air mani ketika beraktivitas seksual. Tidak setiap orgasme dibarengi dengan ejakulasi, dan hal tersebut dikenal dengan dry orgasm.

Dilansir Mind Body Green, Senin, 6 Desember, dry orgasm kadang-kadang dikenal sebagai retensi air mani. Apa itu retensi air mani dan pandangan sains terhadap orgasme kering yang terjadi pada pria? Berikut poin-poin penjelasan yang perlu Anda simak selengkapnya.  

1. Retensi semen

Retensi semen merupakan aktivitas seksual yang bisa dengan sengaja dilakukan bertujuan menghindari ejakulasi. Dalam beberapa tradisi, termasuk seks tantra, berlatih dry orgasm untuk belajar merasakan sensasi seluruh pengalaman tubuh saat orgasme.

Seksolog Jill McDevitt, M.Ed., Ph.D., menjelaskan bagaimana keterpisahan antara orgasme dan ejakulasi. Keduanya sama-sama fenomena biologis tetapi berbeda satu sama lain. Yang satu dapat terjadi tanpa yang lain, misalnya merasakan orgasme bisa tidak diikuti dengan ejakulasi atau mengeluarkan semen.

2. Manfaat retensi semen

Bukan berarti orgasme tanpa ejakulasi adalah aktivitas yang tidak sehat. Selama dua pengalaman biologis ini disadari dan tidak diikuti gejala yang menyakitkan, bisa dibilang sehat.

Bahkan menurut McDevitt, orang yang memilih untuk retensi air mani bertujuan mempertahankan ereksi setelah orgasme. Tujuan lainnya menyenangkan pasangan dan berhubungan seks untuk jangka waktu lebih lama tanpa periode refraktori sehingga mengalami banyak orgasme non-ejakulasi tanpa kehilangan ereksi.

Dokter ahli penyakit dalam, Christopher Carruba, M.D., mengatakan bahwa berlatih retensi mani biasa dilakukan untuk mendapatkan tingkat sperma lebih berkualitas. Manfaat lainnya antara lain lebih banyak kontrol diri, kesadaran tubuh, dan peningkatan testosteron.

3. Retensi mani menurut sains

Sebuah studi menemuka bahwa kadar testosteron pria mencapai 146 persen dari tingkat aslinya setelah tidak melakukan hubungan seks atau masturbasi selama satu atau dua minggu. Penelitian lain juga menjelaskan bagaimana berpantang ejakulasi memengaruhi tubuh, peningkatan motilitas sperma, dan tidak berhubungan seks dua jam sebelum kompetisi atletik dapat meningkatkan kinerja atlet.

4. Risiko dan efek samping retensi mani

Guiseppe Aragona, dokter keluarga, mengatakan bahwa retensi semen tidak membawa risiko selama disadari. Apabila terjadi tanpa disengaja hal tersebut berpotensi mengarah pada sejumlah masalah kesehatan, termasuk stres, pembesaran prostat, diabetes, atau tekanan darah tinggi.

Beberapa orang melakukan dry orgasm untuk menghindari kehamilan tak direncanakan dan pencegahan penularan infeksi menular seksual. Tetapi jika untuk dua alasan tersebut, sangat disarankan oleh Aragona untuk menggunakan alat kontrasepsi tambahan atau minimal kondom.

5. Perlu latihan dan eksplorasi untuk merasakan kesenangan orgasme tanpa ejakulasi

Kat Nantz, pelatih seks somatik, menjelaskan bahwa untuk mendapatkan kesenangan orgasme memijar ke seluruh tubuh diperlukan eksplorasi dan latihan. Nantz menjelaskan lebih lanjut, bahwa beberapa praktik spiritual melibatkan keyakinan bahwa retensi air mani memiliki manfaat energik, termasuk energi kekuatan hidup yang lebih kuat.

Katanya, “Gagasan dibalik menahan ejakulasi adalah bahwa energi hidup Anda kemudian diedarkan kembali ke seluruh tubuh dan memberi energi pada Anda.”

Beberapa orang juga percaya bahwa ejakulasi melepaskan emosi, dan dengan tidak melepaskannya dengan aktivitas seksual bisa membuat hubungan Anda dan pasangan lebih terkontrol.