Studi Menemukan, Sentuhan dan Pikiran Mendorong Setiap Pasangan Mencapai Klimaks saat Bercinta
Ilustrasi studi tentang klimaks atau orgasme dan ejakulasi saat bercinta (Unsplash/Jonathan Borba)

Bagikan:

JAKARTA – Momen klimaks dikenal dengan pengalaman orgasme jadi perhatian setiap pasangan suami istri. Pasalnya, kepuasan seksual diklaim dapat memengaruhi kesejahteraan dan keharmonisan hidup berpasangan. Namun, ternyata tak banyak yang tahu selain memberikan rangsangan pada titik-titik sensitif pada tubuh pasangan, ada titik rahasia yang menjadi kunci untuk mendapatkan klimaks.

Sebuah penelitian dilakukan oleh ahli saraf di Universitas Northwestern, Kevin McKenna. Dilansir Psychology Today, Senin, 13 Desember, McKenna menemukan titik yang perlu dirangsang secara langsung untuk mendapatkan kepuasan aktivitas seksual pasangan suami istri.

Dalam sebuah artikel Archives of Sexual Behavior yang dikutip David Ludden, Ph.D., profesor psikologi di Georgia Gwinnet College, McKenna mengidentifikasi sel yang menghubungkan rangsangan di alat kelamin dan otak. Sel tersebut disebut dengan LSt yang bisa melewati ambang batas untuk memicu orgasme.

Bagi pria yang ingin menyenangkan pasangannya kerap diberitahu bahwa mereka perlu memperhatikan klitorisnya. Ludden bersepakat dengan anjuran tersebut, sebab stimulasi klitoris adalah pendekatan terbaik untuk mencapai klimaks. Sedangkan klimaks pada pria diklaim bisa dicapai dengan memberikan rangsangan pada prostat.

Identifikasi McKenna, sel-sel LSt dari sumsum tulang belakang merupakan bagian dari sistem saraf yang menghasilkan orgasme. Spinotalamikus lumbal (LSt) telah terbukti dalam risetnya pada tikus jantan yang berejakulasi. Dalam studinya lebih lanjut, sel-sel tersebut terjadi juga pada tikus betina selama berhubungan seksual.

Kesimpulan dari studi McKenna, LSt bertanggung jawab pada pengalaman orgasme, bukan ejakulasi. Tambahan dari penelitiannya menunjukkan bahwa aktivasi di area sumsum tulang belakang terjadi bersamaan dengan klimaks seksual pada manusia, baik pada pria dan wanita.

Menurut McKenna, klimaks seksual terdiri dari dua komponen, yaitu kontraksi ritmik otot-otot panggul dan pengalaman subyektif yang didapat dari kesenangan yang intens. Keduanya memicu aktivias sel LSt, dan pada pria kontrkasi panggul juga disertai dengan ejakulasi.

Sel-sel LSt membentuk central pattern generator (CPG), ialah kelompok sel dalam sistem saraf yang menghasilkan aktivitas berirama. Beberapa aktivitas CPG antara lain bernapas, bersin, atau menelan. Sel-sel LSt juga sebagai koneksi yang berjalan dua arah antara alat kelamin dan otak. Temuan ini masuk akal, pasalnya klimaks terjadi ketika mengalami kontraksi panggul di daerah genital dan pengalaman psikologis yang intens dan berbasis di otak.

Dari studi McKenna, gairah seksual tak hanya bisa dimulai dari rangsangan genital. Tambah Ludden, juga bisa dimulai dari pemikiran tentang seks. Klimaks, merujuk dari studi McKenna, dimulai ketika stimulasi sel LSt mencapai ambang batas tertentu. Ambang terjadi saat sel-sel LSt terdorong untuk mengeluarkan sinyal sehingga terjadi kontraksi ritmik otot panggul dan kesenangan intens di otak.

McKenna menjawab tentang pertanyaan besar, tidak ada cara khusus untuk memicu klimaks dalam aktivitas seksual. Tidak ada spot yang spesifik atau bahkan tak ada cara ajaib untuk menjamin setiap pasangan mengalami orgasme.

Tetapi ada dua hal yang penting untuk diperhatikan, orgasme dan ejakulasi bisa dibangun melalui akumulasi sensasi genital dan imajinasi erotis. Sentuhan atau pikiran, yang mana setiap pasangan mungkin memiliki preferensi berbeda-beda, bisa mendorong sel LSt melewati ambangnya sehingga memicu mancapai orgasme.