Bagikan:

JAKARTA - Jika selama ini kita hanya melihat sosok penyihir di tayangan televisi, kali ini ada sebuah negara yang memiliki penyihir asli. Tepatnya di Selandia Baru.

Bukan untuk merayakan Halloween apalagi untuk menakuti masyarakat, penyihir yang ada di Selandia Baru, khususnya di Christchurch, ini adalah ikon ibu kota yang ditunjuk pemerintah sejak tahun 1970.

Penyihir bernama Ian Brackenbury Chanell ini tidak berbeda dari masyarakat lainnya. Ia juga mengemban pendidikan dan sempat bekerja di University of New South Wales (UNSW) di Sydney. Setelah keluar dari pekerjaannya, ia diberi posisi oleh kampus tempat mengajarnya, penyihir UNSW pertama.

Apa saja pekerjaannya? Yang pasti bukan menyihir orang lain. Ia berperan sebagai provokator yang di satu sisi membawa keseruan namun juga menjadi kritik bagi sebuah sistem.

“Setiap hari dunia semakin serius, jadi seru adalah hal yang paling kuat di dunia saat ini,” kata pria yang dikenal dengan nama The Wizard dikutip dari CNN, Senin, 10 Agustus.

Nyatanya, kampus-kampus tempat ia mengajar tidak menyukai ide semacam penyihir ini. Lalu ia berpindah ke Christchurch pada 1974. Gempa bumi tahun 2011 yang meninggalkan beberapa bangunan bekas membuat arsitektur yang terkesan mistis masih berada di sana.

Dengan jubah dan topi berwarna hitam, ia berkeliling sepuasnya. Dewan Christchurch pun awalnya tidak terlalu memusingkan aksi Chanell. Tetapi pada tahun 1990, perdana menteri Selandia Baru, Mike Moore menulis surat kepadanya dan meminta ia menjadi penyihir Selandia Baru, Antartika, dan daerah lepas pantai lainnya.

Alhasil, aksi itu membuatnya menjadi bagian dari promosi Christchurch. Dengan gaji 10 ribu dolar setiap tahunnya, ia berkeliling mengunjungi acara dan tempat wisata.

Pada tahun 2014, pria bernama Ari Freeman mengikuti jejaknya. “Halo, saya Ari dan saya penyihir muda,” katanya kepada Chanell.

Berbeda dari Chanell, Freeman mendapat dukungan positif dari rekan dan keluarganya. Namun hingga kini, Freeman belum mendapat kontrak sebagai penyihir resmi dari pemerintah seperti Chanell.

"Saya ingin fenomena penyihir berlanjut. Dan saya ingin memenuhi peran itu. Seperti band yang membutuhkan gitaris. Saya kan menjadi gitaris itu," kata Freeman.

Hanya saja, ada dua penyihir ternyata malah menimbulkan masalah, Chanell dan Freeman sering berdebat tentang sebuah isu. Misalnya, Chanell menganggap banyak musik yang terkesan jahat, tetapi Freeman menganggap musik adalah bagian dari keajaiban.