JAKARTA – Terlalu keras pada diri sendiri kerap kali membuat cepat lelah sehingga butuh waktu lama menyelesaikan satu tugas. Biasanya, perfeksionis rentan bersikap keras pada diri sendiri.
Terlalu keras pada diri sendiri juga tidak membuat nyaman. Sebab setiap kali melangkah dihantui keengganan dalam memilih. Dilansir Psychology Today, Senin, 22 November, begini tanda-tanda seseorang terlalu keras pada diri sendiri.
-
Suka menyalahkan diri sendiri
Kesalahan kecil bisa jadi penyesalan beruntun bagi seseorang yang keras pada diri sendiri. Misalnya, biasanya mengecek kesegaran buah tetapi suatu kali tidak melakukannya dan mendapatkan buah alpukat busuk.
-
Terus mengkritik diri sendiri setelah melakukan kesalahan
Keliru mengirim email, misalnya, bisa memicu kritik pada diri sendiri secara bertubi-tubi. Menurut Alice Boyes, Ph.D., psikolog sosial, kesalahan itu terkadang bikin sehat karena memotivasi diri untuk memperbaiki kesalahan. Jadi, setelah melakukan kesalahan yang tidak disengaja, biarkan diri Anda melanjutkan tugas secara lebih baik untuk memperbaiki kesalahan.
-
Tidak pernah memprioritaskan kebutuhan personal
Kebutuhan personal perlu jadi prioritas di samping menyelesaikan tanggung jawab dalam pekerjaan. Ketika mengabaikan kebutuhan personal dan mementingkan sesuatu yang lain, bisa jadi tanda Anda terlalu keras pada diri sendiri.
Misalnya, ketika capek dan butuh pijat supaya badan lebih nyaman, pada saat yang bersamaan tugas-tugas hadir mengubur kebutuhan tubuh. Saran Boyes, berikan perhatian khusus ketika Anda terus mengabaikan perawatan diri. Sebab, tanpa kebugaran dan kesehatan, tugas lain tak terselesaikan dengan memuaskan.
BACA JUGA:
-
Perlakuan buruk orang lain dianggap kesalahan diri
Mendapatkan perlakukan buruk dari orang lain, bukan selalu karena kesalahan Anda. Bisa jadi, kata Boyes, soal komunikasi yang tidak berjalan sehingga Anda marah dan melampiaskan pada diri sendiri.
Saran Boyes, cari jalan tengah dan bagi tanggung jawab bersama partner. Selain itu, ubah pola komunikasi supaya tidak menumpuk dan menyalahkan diri sendiri.
-
Bekerja ekstra
Bekerja lebih keras memang mengagumkan, tetapi terus-menerus melangkah tanpa istirahat akan melelahkan. Jika Anda menguras energi hanya untuk bekerja tanpa memberikan perhatian pada diri sendiri, misalnya dengan relaksasi dan istirahat, kemungkinan akan ada konsekuensi negatif yang akan dialami. Jadi, kenali kebutuhan Anda, saran Boyes. Jangan bersikap denial, dan ambil waktu istirahat jika lelah.
-
Merasa gagal
Orang-orang yang kritis terhadap diri sendiri, melihat kehidupan tidak pernah sempurna. Padahal yang mereka kerjakan sebenarnya tak seburuk yang ia duga. Ketika merasakan ini, Boyes menyarankan untuk menanyakan pada diri sendiri seperti apa hidup Anda di mata orang lain.
Semangat dan apa yang dirasakan orang lain dari tugas-tugas yang telah Anda selesaikan, bisa menjadi acuan untuk lebih baik pada diri sendiri.
-
Memaafkan orang lain tetapi tidak memaafkan diri sendiri
Setiap orang melakukan kesalahan, itu keniscayaan yang perlu diterima, dimaafkan, dan diperbaiki. Namun jika Anda memaafkan kesalahan orang lain tetapi tidak memaafkan kesalahan yang dilakukan diri sendiri, bisa jadi tanda Anda terlalu keras pada diri sendiri.
Apabila memiliki sikap di atas, kurangi mengkritisi diri sendiri. Ini bisa membantu Anda membuat keputusan lebih baik dan membuang lebih sedikit energi karena lelah emosional.