Bagikan:

JAKARTA - Menumbuhkan kesadaran akan pengendalian sampah plastik sejak dini merupakan hal yang penting untuk dilakukan, karena kesadaran bukanlah sesuatu yang tumbuh dengan sendirinya melainkan dibutuhkan pengenalan dan pembiasaan, demikian Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi Saskhya Aulia Prima M.Psi.

Mengajarkan kebiasaan baik kepada anak-anak memang cenderung lebih mudah daripada orang dewasa, karena masa tumbuh kembang adalah waktu terbaik untuk menstimulasi anak akan berbagai ilmu.

"Dengan menumbuhkan kepedulian lingkungan sejak dini, tentunya akan memperbesar peluang untuk menciptakan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan ketika beranjak dewasa,” kata Saskhya dikutip dari ANTARA pada sebuah acara webinar pada Jumat, 19 November.

Saskhya juga menambahkan bahwa pada dasarnya anak cenderung mempelajari hal baru dengan mengikuti kebiasaan yang sering mereka lihat. “Orang tua bisa memberikan pemahaman atau pengetahuan lewat berbagai macam media, seperti video, buku cerita, dan penjelasan praktis sesuai usia yang membantu mereka untuk lebih memahami pentingnya bijak menggunakan plastik," ujar Saskhya.

Dalam upaya menumbuhkan kesadaran lingkungan agar bijak mengelola sampah plastik sejak dini, Mondelez Indonesia menghadirkan inisiatif #BijakPlastikSejakDini guna menginspirasi anak untuk bijak mengelola sampah plastik sejak dini, seperti kebiasaan untuk mengurangi, menggunakan kembali, serta mendaur ulang sampah plastik.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indeks ketidakpedulian lingkungan hidup 2018 menyatakan, masih ada 72 persen masyarakat yang tidak peduli dengan sampah.

Khrisma Fitriasari, Head of Corporate & Government Affairs Mondelez Indonesia menjelaskan, hadirnya inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap pengendalian sampah plastik, sekaligus wujud nyata kontribusi #MondelezUntukIndonesia.

"Melalui inisiatif #BijakPlastikSejakDini, Mondelez Indonesia ingin memberi edukasi terkait nilai ekonomi dari sampah plastik dan pemanfaatannya sebagai barang berguna. Mondelez Indonesia berharap inisiatif ini dapat diikuti oleh para siswa, orang tua dan komunitas sekolah agar bersama-sama bijak mengelola sampah plastik untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan," kata Khrisma.

Sebagai tahap awal, kegiatan ini dilakukan dengan menghadirkan Bank Sampah di dua sekolah dasar, yaitu SDN Duren Tiga 13 dan 14 di Jakarta Selatan dengan melibatkan partisipasi seluruh komponen sekolah, mulai dari peserta didik, guru, orang tua hingga partisipasi karyawan Mondelez Indonesia. Sejak dimulai di bulan Februari 2021, bank sampah telah mengumpulkan lebih dari 2 ton sampah plastik, yang kemudian didaur ulang menjadi berbagai furniture untuk sekolah.

Mondelez Indonesia menggandeng Kertabumi Recycling Center sebagai partner dalam pelaksanaan kegiatan ini, mulai dari tahap perencanaan, pengumpulan, hingga pengolahan sampah menjadi produk bermanfaat bagi sekolah.

Ikbal Alexander selaku Founder dari Kertabumi Recycling Center menjelaskan, sistem pengendalian sampah plastik dengan pendekatan Bank Sampah merupakan salah satu cara yang paling mudah diterima oleh masyarakat, apalagi untuk meningkatkan partisipasi usia dini.

"Melalui pendekatan Bank Sampah, pengendalian sampah diterapkan dalam bentuk kerja sama saling menguntungkan, yang bisa memberikan manfaat sosial ekonomi, dan pada akhirnya dapat mengurangi timbunan sampah," kata Ikbal.

Rangkaian kegiatan dari inisiatif #BijakPlastikSejakDini ini terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu membangun pemahaman, konsisten memberi dukungan, dan apresiasi atas pencapaian. Proses membangun pemahaman dilakukan melalui berbagai workshop yang diikuti oleh seluruh komponen sekolah.

Juga dilakukan komunikasi secara bertahap kepada orang tua dan siswa, sehingga proses pengumpulan, penimbangan, dan pengolahan sampah plastik dapat berjalan. Selain itu, siswa juga diberikan buku tabungan dari bank sampah sebagai motivasi tambahan agar lebih giat memilah sampah.

Terakhir, apresiasi diberikan dalam bentuk hasil proses daur ulang sampah plastik yang dapat dimanfaatkan langsung oleh siswa, seperti rak buku, meja, bangku, serta renovasi kantin, perpustakaan dan taman bacaan.