JAKARTA - Nama Rieka Roslan sulit untuk dilupakan begitu saja dari perkembangan industri musik Indonesia modern. Dia adalah vokalis awal The Groove, band yang membuka jalan bagi banyak band dan penyanyi yang mengusung acid jazz di Indonesia setelahnya.
Debut lewat album Kuingin di tahun 1999, Rieka Roslan bukan hanya sebagai frontman, tapi juga sosok di balik lagu-lagu hits The Groove yang masih ditemui di banyak pertunjukan musik saat ini, sebut saja Dahulu dan Khayalan.
Dua setengah dekade berselang, hasrat Rike Roslan akan musik belum juga padam. Ia hadir untuk proyek Story Of My Life, album yang berisi lagu-lagu hits yang pernah ditulisnya sejauh ini. Sejauh ini, tiga materi untuk proyek tersebut sudah dirilis, yaitu Khayalan (2021l, Dahulu (2022), dan Sepi (2023).
“Aku baru merilis lagu Sepi sebagai single ketiga setelah perjalanan menuju Story of My Life. Karena memang aku udah lama banget ingin bikin Story of My Life,” kata Rieka Roslan saat ditemui VOI di Jatimelati, Bekasi beberapa waktu lalu.
“Story of My Life adalah cerita perjalanan aku sebagai penulis lagu, karena selama ini aku merasa penulis lagu itu kurang bisa dikenali oleh para pecinta seni. Kadang-kadang mereka tahu lagunya, tahu penyanyinya, tapi penulis lagunya tidak tahu,” lanjutnya.
Menurut Rieka, keindahan lagu tercipta dari kisah yang meliputi si penulis lagu di belakangnya. Namun, banyak yang tidak tahu apa yang menjadi cerita lagu di balik lagu. Bahkan dalam beberapa kasus, kaburnya makna lagu tidak terhindarkan.
Oleh karenanya, Rieka Roslan ingin Story Of My Life dihadirkan sebagai cerita utuh dari perjalanannya selama bermusik. Dia tidak hanya menampilkan lagu-lagu, tapi juga pengalamannya sebagai penyanyi dan penulis lagu.
“Untuk perjalanan Story Of My Life, karena aku pengin semua bisa menghargai penulis lagu, jadi aku ceritakan itu betul-betul seperti apa yang terjadi,” kata Rieka.
“Jadi, saya ingin memberikan penjelasan ke semua, bahwa semua lagu pasti ada latar belakang dan kisahnya,” imbuhnya.
Khayalan, hits dari album kedua The Groove, Mata, Hati & Telinga dirilis lebih dulu sebagai lagu pertama yang ditulis oleh Rieka Roslan. Saat itu, Rieka masih duduk di bangku SMA di Bandung.
Rieka Roslan menulis Khayalan dengan perspektif khas remaja akan cinta yang penuh dengan keluguan dan kemurnian. Sesuai dengan judulnya, Rieka menampilkan khayalanannya seorang remaja.
“Untuk lagu pertama kali dari Story of My Life saya keluarkan Khayalan. Kenapa Khayalan? Karena pertama kali saya nulis pas SMA, di situ lah saya pertama kali mulai menulis lagu,” tutur Rieka Roslan.
“Lagu Khayalan itu adalah lagu cinta pertama aku. Karena sebagai anak SMA aku baru merasakan yang namanya jatuh cinta dan berkhayal punya cinta yang indah,” sambungnya.
Selanjutnya, Rieka merilis Dahulu, lagu yang membawa namanya dikenal sebagai salah satu penulis lagu jenius di Indonesia. Lagu ini juga ditulisnya saat masih jadi siswi di SMAN 2 Bandung.
“Di SMA aku di SMAN 2 Bandung, aku duduk di pohon di mana aku memang sering menulis puisi cinta. Kemudian kelas kita juga masih sama. Semua nama-nama di video klip itu juga benar adanya, bahwa saya pernah punya pacar namanya Riki, kemudian ada sahabat saya kayak Wulan, Nuy, Ussy, itu semua ada di video klipnya,” tutur Rieka menceritakan apa yang ditampilkan dalam video klip Dahulu.
Adapun, Sepi jadi single ketiga yang dirilis untuk materi Story Of My Life. Serupa dengan dua lagu terdahulu, Sepi merupakan hits dari The Groove yang kembali diaransemen ulang.
Jika Khayalan dan Dahulu ditulis saat SMA, Sepi ditulis saat Rieka Roslan berstatus sebagai mahasiswi. Dia harus dihadapkan dengan dua pilihan, menikah setelah lulus kuliah atau memperjuangkan The Groove untuk masuk ke industri musik nasional. Kisah ini juga dihadirkan dalam video klip Sepi.
“Waktu itu saya menimbang, kalau saya punya mimpi dari kecil sampai SMA itu pengin jadi penyanyi-penulis lagu, sampai di video klip itu aku pergi ke Jakarta beberapa kali dan ditolak oleh label, karena aku pengin bawain lagu Dahulu dan Khayalan, bukan lagu-lagu orang lain. Saya begitu keukeuh, begitu saya dapat di titiknya, saya harus melepaskan cita-cita saya sebagai seniman,” tutur Rieka.
“Jadi akhirnya saya memilih untuk tetap bersama The Groove dan memilih untuk menjadi penulis lagu, tapi akhirnya saya tidak jadi menikah,” lanjutnya.
“Nah, itulah kesepiannya seorang Rieka yang merasa bahwa jujur itu susah. Ketika saya mau jujur dengan apa yang menjadi mimpi saya, saya harus kehilangan sesuatu. Kita pacaran udah lama, sudah 9 tahun, dan kandas begitu saja. Jadi, lagu Sepi itu terjadi karena memang saya merasa kesepian.”
VOIR éGALEMENT:
Lewat perilisan tiga lagu tersebut, Rieka Roslan juga ingin menceritakan bagaimana The Groove tidak bisa dihapus dari perjalanannya sebagai penulis lagu. Meski hubungan mereka meregang beberapa tahun belakangan, Rieka adalah frontman The Groove pada masa keemasan di awal tahun 2000an.
“Nah, itu terasa bersambung dengan kondisi aku sekarang, yang mana saya sudah 26 tahun berjuang bersama teman-teman (The Groove), menciptakan sebuah musik yang orang-orang bilang band The Groove iti acid jazz-nya Indonesia, kemudian saya juga keukeuh untuk punya attitude yang nge-groove banget di setiap penampilan. Tapi sekarang akhirnya harus kandas, aku harus solo, dan aku tidak bisa menutup mata, biasanya saya ngeband, tiba-tiba sahabat pergi semua, ya jadi sepi lah,” kata Rieka.
“Tetapi pas banget juga dengan tahun 2023 yang kita tinggalkan, makanya saya tulis 'Sepi ini harus kita akhiri dan kita harus menyongsong masa yang lebih bahagia di tahun 2024 dengan doa-doa yang lebih baik, teman-teman yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik'. Jadi, aku bilang ke kayaknya tepat kalau aku keluarin Sepi sebagai single ketiga untuk Story Of My Life,” lanjutnya.
“Supaya ini jadi satu cerita yang memang sesuai, di SMA ada dua lagu, kuliah ada satu lagu, dan kemudian lagu selanjutnya nanti kan memang saya ciptakan setelah menjadi public figure. Jadi, saya betul-betul menyusun Story Of My Life itu sesuai dengan tahun dan rasa saat saya menulis. Itulah Rieka, Rieka itu nggak bisa bohong, kalau ngomong apa adanya, nggak bisa ditutup-tutupin. Nggak bisa disuruh-suruh juga, kalau lagi nggak mau ngomong ya nggak ngomong, kalau mau ada yang diceritakan ya diceritakan.”
Berjuang untuk Hak Penulis Lagu
Story Of My Life bukan hanya kumpulan lagu dan cerita, tapi juga sebagai bentuk perjuangan Rieka Roslan memperjuangkan hak bagi penulis lagu. Dia mengaku semakin sadar akan peran penting penulis lagu yang sampai saat ini masih kurang dianggap di industri musik Indonesia.
Dalam video klip Sepi, Rieka Roslan melibatkan banyak penulis lagu yang bersama-sama dengannya bernaung di Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI), asosiasi yang terdiri dari beberapa penulis lagu Indonesia yang menilai lemahnya perlindungan hak cipta bagi pencipta karya musik.
Ari Bias bertindak sebagai sutradara dan banyak membantu dalam memproduksi video klip. Sementara itu, Piyu sebagai Ketua AKSI dan Mario Kacang juga ikut membintangi video klip Sepi.
“Saat meeting di kantor AKSI, di situ ada semua teman-teman AKSI, dan saya bilang ke semuanya 'Kalian mau nggak temenin aku di video yang bercerita bahwa aku akan mengakhiri kesepian ini dengan kebahagiaan yang baru?'. Bahwa hidup itu harus siap dengan ada yang datang dan pergi dan ada yang datang lagi. Jadinya nyata di video ini,” tuturnya.
“Jadi aku bikin konsep itu, Rieka dalam satu gedung, karena sudah 26 tahun saya ada di industri musik, tiba-tiba dua tahun kemarin saya menghilang, saya nggak bikin apa-apa karena saya mempelajari hak cipta, akhirnya saya kembali lagi karena saya rindu dengan panggung, saya rindu dengan lampu yang menyorot kita, dan saya rindu dengan audience.”
Tidak hanya anggota AKSI yang disebutnya sebagai “keluarga baru”, video klip Sepi juga menghadirkan banyak penyanyi yang pernah belajar vokal dengan Rieka. Selain itu, ada juga musisi muda lain yang Rieka anggap cocok dengan aransemen baru Sepi.
“Itu aku haru banget, segitu cintanya teman-teman di AKSI terhadap aku, dan mereka mengiyakan. Echa Soemantri pas saya tanya juga katanya bisa. Terus aku ketemu bassis muda, namanya Tata, masih 14 tahun, dan aku memang lagi ngeliat dia karena oke banget mainnya. Terus ada murid-murid saya juga. Jadi kayaknya semuanya lengkap,” ucap Rieka.
“Alhamdulillah aku senang banget karena ceritanya terpenuhi. Bahwa setelah saya nyanyi sendiri, saya masuk panggung juga masih sendiri, kemudian saya ketemu sama Mario, layar terbuka dan semua teman-teman AKSI ada. Kapan lagi coba saya nyuruh Mas Piyu ke panggung hanya untuk video klip,” lanjutnya.
“Tapi itu tandanya mereka mau bilang bahwa manusia itu tidak mungkin sendirian, masih ada teman-teman yang menemani. Sebetulnya saya mau ngasih tahu kalau perjalanan hidup manusia itu nggak bisa dipotong, kita nggak bisa melupakan bahwa pernah berjuang. Jadi, sempurna banget deh video klip ini menurut aku.”
Kemudian, Rieka Roslan mengakhiri perbincangan mengenai proyek musiknya kali ini dengan pandangan-pandangannya terkait hak bagi penulis lagu. Dia melihat apa yang terjadi padanya saat ini, sebagai jalan dari Tuhan yang membukakan matanya untuk melihat nasib banyak penulis lagu Indonesia yang tidak baik-baik saja.
“Mungkin ini jalannya Tuhan, persoalan saya dengan The Groove juga mungkin ini jalan Tuhan, agar saya juga mulai membaca Undang-Undang Tentang Hak Cipta di Indonesia, kewajibannya apa, haknya apa, dan apa yang kita bisa dapat,” ujar penyanyi berdarah Sunda itu.
“Selama 26 tahun itu saya buta, saya dikasih apa aja, iya-iya aja. Lagu saya dibawakan siapa aja juga iya-iya aja. Dan saya tidak pernah peduli dengan kehidupan orang lain. Karena mungkin saya kan dua, saya menyanyi dan menulis lagu, jadi nggak berasa tentang hak ekonomi ini. Dan saya juga nggak berasa kalau lagu saya dibawakan tidak ada izin. Begitu ada kasus yang terjadi pada saya, saya mulai menelaah, ternyata terjadi ketimpangan yang luar biasa terhadap kehidupan penulis lagu yang memang belum mendapatkan hak sepenuhnya dari yang seharusnya dia dapatkan.”
Dalam banyak kesempatan sebelumnya, Rieka Roslan sudah sering menyuarakan permasalahan hak cipta, khususnya royalti bagi penulis lagu. Menurutnya, penulis lagu mendapat pembagian hak ekonomi yang rendah jika dibandingkan dengan penyanyi dan pelaku musik lainnya.
“Penulis lagu saat ini tidak baik-baik saja, negara sedang mengurusi dan saya akan tetap keras bicara. Kalau ada yang bilang penulis lagu rese, ya kita perlu makan, ini bagaimana solusinya. Jangan menyalahkan terus tapi bagaimana solusinya nggak ada. Saya tidak bicara atas nama saya sendiri, saya alhamdulillah hidup cukup-cukup saja, tapi saya bicara untuk semua penulis lagu di Indonesia yang harus kita buat bagaimana semuanya rata,” pungkas Rieka Roslan.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)