JAKARTA - Seorang pelancong wanita terpaksa menjalani pemeriksaan oleh Transportation Security Administration (TSA) di bandara Amerika Serikat, setelah petugas menemukan lusinan kembang api hingga replika senjata di tas jinjingnya.
Tas wanita itu ditandai untuk digeledah di terminal 4 Bandara Internasional Los Angeles (LAX), California, Amerika Serikat pada tanggal 15 Desember, ketika seorang pemeriksa melihat barang-barang mencurigakan di mesin sinar-X.
Isi dalam tas tersebut mengejutkan petugas lantaran terdiri dari 82 kembang api, tiga pisau, dua replika senjata api, dan satu tabung semprotan merica.
"Banyaknya barang terlarang yang ditemukan dalam satu tas jinjing sangat memprihatinkan," kata Direktur Keamanan Federal TSA LAX Jason Pantages dalam sebuah pernyataan pers, dikutip dari CNN 24 Desember.
"Biarkan insiden ini menjadi pengingat bagi semua pelancong untuk memeriksa ulang isi tas Anda sebelum datang ke bandara," katanya.
Menurut TSA, wanita itu membawa kembang api kelas konsumen, yang umumnya lebih lemah dalam hal daya ledak daripada kembang api yang digunakan dalam pertunjukan profesional.
Terlepas dari hal tersebut, bahan peledak seperti kembang api tidak pernah diizinkan di dalam tas jinjing – baik yang didaftarkan maupun yang dibawa.
Sementara, pisau, replika senjata api dan semprotan merica dalam jumlah kecil dapat dimasukkan ke dalam tas terdaftar untuk penerbangan domestik.
Penumpang yang terbang ke Philadelphia itu diwawancarai oleh polisi, sementara regu penjinak bom LAX menyita kembang api tersebut.
BACA JUGA:
Diketahui, wanita itu bukan satu-satunya penumpang yang mencoba membawa barang selundupan melalui LAX dalam beberapa minggu terakhir.
Selama liburan Thanksgiving lalu, seorang pria California diduga mencoba menyelundupkan dua koper berisi 70 pon pakaian yang direndam metamfetamin, termasuk onesie sapi.
Pria yang memesan tiket penerbangan United Airlines tujuan Sydney, Australia itu ditangkap di LAX setelah petugas bea cukai mendeteksi "kejanggalan" di dalam kopernya dan menggeledah tas-tasnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)