Partager:

JAKARTA - Tiga debt collector yang merampas mobil milik selebgram Clara Shinta dan membentak polisi telah ditangkap. Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan, mereka sempat menebar ancaman pembunuhan.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan ancaman pembuhan itu dilakukan para debt collector kepada sopir dari Clara Shinta.

"(Pelaku, red) Tiba-tiba merampas kunci mobil dan menurut keterangan sopir pelaku mengancam 'saya bunuh kamu'. Ini hasil pemeriksaan," ujar Hengki kepada wartawan, Kamis, 23 Februari.

Setelah berhasil menguasi mobil, para debt collector itu bertemu Clara. Sehingga terjadi perdebatan mengenai proses penarikan kendaraan.

Terlepas hal itu, Hengki mengatakan bila informasi yang beredar tak sepenuhnya benar. Terutama mengenai jumlah para debt collector yang terlibat insiden tersebut.

Dari informasi di media sosial disebukan ada puluhan orang penagih hutang. Tetapi, dari hasil penelusuran hanya ada tujuh debt collector yang terlibat.

"Jadi apa yang di media sosial disebutkan 30 orang, hasil pemeriksaan kita, hasil penyelidikan kita ternyata hanya 7 orang," kata Hengki.

Adapun, tiga debt collector yang terlibat di rangkaian peristiwa itu telah ditangkap. Satu di antaranya diringkus di wilayah Ambon. Diduga, dia sengaja melarikan diri setelah aksinya membentak polisi viral di media sosial.

"Satu pelaku kita kejar sampai ke Saparua Ambon," sebutnya.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengaku mendidih melihat kelakuan para debt collector yang semakin seenaknya di Jakarta.

Khususnya, pascakejadian perampasan mobil milik selebgram Clara Shinta yang sempat viral di media sosial.

Bahkan, debt collector memaki anggota polisi yang berusaha melerai.

"Saya lihat ini preman ini sudah mulai agak merajalela di Jakarta ini. Sampai tadi malam saya tidur jam 3, darah saya mendidih itu, saya lihat itu anggota dimaki-maki begitu," ujar Irjen Fadil.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)