ICC Desak Israel untuk Memastikan Makanan dan Obat-obatan Diberikan kepada Anak-anak, Perempuan dan Laki-laki di Gaza
JAKARTA - Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mendesak Israel untuk memastikan makanan dan obat-obatan menjangkau warga sipil di Gaza, di tengah blokade total dan bombardir wilayah kantong Palestina tersebut, kendati bantuan secara bertahap sudah diizinkan memasuki Gaza.
Jaksa ICC Karim Khan memperingatkan, menolak bantuan kemanusiaan kepada warga sipil adalah sebuah kejahatan.
"Saya pikir, sekali lagi, ini adalah masalah yang memerlukan pertimbangan mendesak oleh Israel, untuk memastikan bahwa makanan dan obat-obatan diberikan kepada anak-anak, perempuan dan laki-laki," ujar Khan, melansir CNN 30 Oktober.
Ia berpendapat, bahkan jika seorang anak berhasil selamat dari serangan pada awalnya, kurangnya perawatan medis dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan.
"Harapan apa yang dimiliki seorang bayi, seorang anak, terhadap pelayanan kesehatan jika tidak ada obat bius? Jika tidak ada morfin? Jika tidak ada obat?" tanya Khan.
Badan PBB hingga lembaga kemanusiaan berulang kali memperingatkan, blokade total Israel terhadap Gaza usai serangan ke selatan wilayahnya oleh Hamas pada 7 Oktober lalu, menyebabkan kurangnya makanan, air, listrik, bahan bakar, hingga pasokan medis yang berdampak pada individu hingga layanan rumah sakit.
"Apakah seorang anak lahir sebagai seorang Yahudi di Israel atau seorang Kristen atau Muslim di Gaza, mereka adalah anak-anak dan kita harus memiliki rasa kemanusiaan, tanggung jawab hukum, etika dan moral harus dilakukan oleh mereka," urai Khan.
Diketahui, Israel secara bertahap mulai mengizinkan bantuan memasuki Gaza melalui Rafah, Mesir, secara bertahap, kendati masih membatasi pasokan bahan bakar ke wilayah kantong Palestina. Badan PBB hingga RS mengatakan bahan bakar dibutuhkan untuk fasilitas desalinasi air hingga generator RS. Tapi, Israel menuduh Hamas melakukan penimbunan hingga perampokan bahan bakar.
Kemarin, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan menerima 10 truk bantuan yang memasuki Gaza dari Mesir melalui Rafah.
"Hari ini kami menerima 10 truk saudara kita di Bulan Sabit Merah Mesir melalui penyeberangan Rafah, berisi perbekalan makanan dan kebutuhan medis. Total truk yang diterima hingga saat ini mencapai 94 truk, sedangkan bahan bakar belum diperbolehkan masuk," kara Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan terbaru pada Minggu sore.
Sedangkan militer Israel mengatakan pada Hari Minggu, pihaknya memperkirakan lebih banyak truk bantuan akan segera memasuki Gaza.
Terpisah, Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengatakan pada Hari Minggu, sebagian pasokan bantuannya dijarah di Gaza, menunjukkan meningkatnya kelaparan dan keputusasaan di wilayah kantong tersebut.
Sedangkan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan pada Minggu pagi, "ribuan" orang telah masuk ke beberapa gudang dan pusat distribusi di wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza, "mengambil tepung terigu dan kebutuhan pokok lainnya, perlengkapan bertahan hidup seperti perlengkapan kebersihan."
WFP mengatakan, salah satu gudang menyimpan beberapa komoditas makanan dan pasokan dari pengiriman kemanusiaan melalui Mesir.
"Ini pertanda masyarakat kehilangan harapan dan semakin putus asa. Mereka kelaparan, terisolasi, dan menderita kekerasan serta kesusahan besar selama tiga minggu," terang pejabat WFP Samer Abdeljaber.
"Kita memerlukan jeda kemanusiaan agar dapat menjangkau orang-orang yang membutuhkan makanan, air dan kebutuhan dasar dengan aman dan efektif. Lebih banyak akses sangat dibutuhkan, dan pasokan yang sedikit harus menjadi aliran," lanjutnya.
VOIR éGALEMENT:
WFP merujuk pada "pemadaman komunikasi 24 jam yang mengerikan" dan "tantangan akses yang terus-menerus", membuat seluruh operasinya terhenti akibat serangan udara besar-besaran Israel pada Hari Sabtu.
"WFP berencana untuk menyediakan bantuan pangan kepada lebih dari satu juta orang yang saat ini kelaparan dan membutuhkan pasokan makanan yang stabil, dengan setidaknya 40 truk WFP untuk menyeberang setiap hari ke Gaza agar dapat memenuhi kebutuhan yang meningkat," kata pernyataan itu.
"Sejauh ini bantuan darurat makanan dan uang tunai telah menjangkau lebih dari 635.200 orang di Gaza dan Tepi Barat," sambung pernyataan itu.