JAKARTA - AC Mlan kembali menelan kekalahan di Liga Champions. Dalam duel di Stadion BayArena, Rabu, 2 Oktober 2024 dini hari WIB, Milan harus mengakui keunggulan tuan rumah Bayer Leverkusen 1-0. Meski demikian, pelatih Paulo Fonseca tetap puas dengan performa Milan.

Milan kembali kalah. Setelah dipaksa menyerah 3-1 saat menjamu Liverpool, Milan kemudian menelan kekalahan saat melakoni laga tandang melawan Leverkusen.

Hasil buruk di Liga Champions menjadikan Milan terpuruk di papan bawah klasemen. Milan pun menjadi salah satu dari 12 tim yang belum mendapatkan poin dari dua laga pertama di kompetisi Eropa.

Kekalahan itu menggagalkan upaya bangkitnya Milan. Setelah kalah lawan Liverpool, sesungguhnya Milan sempat bangkit dengan menggulung Inter Milan 2-1 dalam Derby della Madonnina di Serie A Italia. Selanjutnya, mereka menang 3-0 atas Lecce. Namun Milan gagal melanjutkan tren positif itu di kompetisi Eropa.

Sebaliknya, Leverkusen melakukan start gemilang. Pada laga pertama, klub Bundesliga Jerman itu meraih kemenangan bear 4-0 atas Feyenoord. Sukses itu menjadikan Leverkusen yang memiliki poin enam menempati peringkat tiga klasemen sementara. Leverkusen memiliki poin sama dengan Borussia Dortmund dan Brest. Namun selisih gol Leverkusen paling kecil sehingga posisi teratas diduduki Dortmund.

Meski kalah di laga tandang dan mendapat tekanan dengan hasil buruk di Liga Champions, pelatih Milan Paulo Fonseca tak kecewa. Sebaliknya, dia merasa puas dengan performa Rossoneri yang disebutnya terbaik sejak pelatih asal Portugal ini menggantikan Stefano Pioli.

"Kami gagal menang, tetapi penampilan kami yang terbaik dan paling saya sukai sejak saya datang ke sini [Milan]," ucap Fonseca.

"Kami tampil fantastis, terutama di babak kedua. Hanya harus diakui tak mudah menghadapi lawan seperti Bayer. Kami tentu kecewa dengan hasi tersebut. Tetapi saya puas dengan performa dan keberanian tim di pertandingan itu," kata dia lagi.

Di pertandingan itu, Leverkusen menunjukkan dominasi atas Milan. Bahkan juara Liga Jerman ini seharusnya sudah unggul di babak pertama. Hanya serangan mereka selalu bisa dikandaskan barisan pertahanan Milan. Selain itu kiper Mike Maignan bermain cemerlang.

Striker Victor Boniface sudah mengancam gawang Maignan pada menit-menit awal pertandingan. Namun upayanya digagalkan kiper tim nasional Perancis itu. Selanjutnya, sundulan Piero Hincapie juga hanya menghasilkan sepak pojok.

Boniface sesungguhnya sempat membobol gawang Milan. Sayangnya gol itu dianulir karena rekannya, Jeremie Frimpong, dalam posisi offside.

Leverkusen tetap melakukan tekanan meski usaha mereka tak kunjung berhasil. Tuan rumah kembali mendapat peluang melalui Alex Grimaldo dan Florian Wirtz. Namun usaha itu juga digagalkan Maignan. Skor 0-0 masih bertahan hingga babak pertama usai.

Memasuki babak kedua, Leverkusen meningkatkan tekanan. Usaha mereka langsung membuahkan hasil di menit 51. Boniface akhirnya memecahkan kebuntuan setelah menyambut bola rebound saat Maignan memblok bola Frimpong. Hanya saja, Maignan gagal mengamankan bola sehingga bergerak liar yang disambar Boniface.

Setelah tertinggal, Milan benar-benar bangkit. Mereka bermain terbuka dan menciptakan sejumlah peluang. Sayangnya, Milan gagal mengonversi setiap peluang menjadi gol.

Tercatat striker Alvaro Morata nyaris membobol gawang Leverkusen. Begitu pula sepakan Theo Hernandez sempat berubah arah dan membentur tiang gawang.

Bola rebound tetapi tak bisa dimanfaatkan Morata. Pasalnya sundulan dia masih melebar. Milan mendapat peluang bagus untuk menyamakan kedudukan melalui Ruben Loftus-Cheek. Namun kiper Lukas Hradecky secara gemilang menggagalkannya.

Saat laga hampir berakhir, Milan berpeluang mendapat penalti setelah Hincapie melakukan pelanggaran terhadap Loftus-Cheek di arean terlarang. Namun wasit membiarkan insiden itu sehingga skor akhir tetap 1-0 untuk Leverkusen.

"Itu seharusnya penalti. Aneh saja mengapa mereka [wasit] tidak meninjau insiden itu. Wasit sepertinya tak ragu [tak memberikan penalti]. Hanya saya tak suka membahas soal wasit," kata Fonseca.

Sementara, pelatih Leverkusen Xabi Alonso mengakui tim harus bekerja keras untuk mengalahkan Milan. Apalagi, pemain mengalami kelelahan karena menjalani laga dengan jadwal yang padat.

"Milan benar-benar menguji kemampuan kami selama 60 menit pertama. Selanjutnya di menit-menit akhir, pemain sudah kelelahan. Meski demikian, kami menunjukkan semangat dan karakter kuat di pertandingan ini," kata Alonso.

"Kemenangan ini sangat berarti bagi kami. Harus diakui kami kekurangan pada fisik, tetapi pemain sudah fight. Saya puas," ucapnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)