JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) sempat menyebut terdapat peluang dua mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan diduetkan di Pilgub DKI Jakarta tahun ini.

Hanya saja, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mengaku bingung jika Ahok dan Anies dipasangkan di pilkada Jakarta.

Gilbert khawatir, baik Ahok maupun Anies akan menginginkan posisi calon gubernur ketimbang wakil gubernur seandainya duet tersebut terjadi.

"Karakter keduanya tidak ada yang mau mengalah. Semua mau jadi gubernur. Siapa yang wakil gubernur?" ungkap Gilbert dala pesan singkat, Senin, 13 Mei.

Lagipula, Gilbert menegaskan Ahok maupun Anies juga belum mendaftar sebagai calon kepala daerah di DPD PDIP DKI Jakarta.

Tak sampai di situ, Gilbert juga menyadari bahwa basis pendukung Ahok dan Anies sangat berbeda. Hal ini terlihat dari persaingan dua tokoh tersebut di Pilkada DKI 2017.

Itu sebabnya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP perlu mempertimbangkan lebih dalam jika ingin memasangkan Ahok dan Anies.

"Peluang tentu ada, tapi sikap keduanya juga berpengaruh. Keputusan juga akan dipengaruhi sikap tersebut dan mendengar pendapat akar rumput," ucap Gilbert.

"Saya yakin DPP akan mengambil keputusan terbaik. Tapi keduanya berasal dari akar rumput yang jauh beda. Tentu suara bisa saling mendukung atau meniadakan," lanjutnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.

"Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah. Mohon maaf, belum bisa kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan," kata Hasto di Posko Pemenangan, Jakarta, Senin, 6 Mei malam.

Ia pun tak memungkiri Ahok dan Anies adalah tokoh yang diusulkan kepada PDI Perjuangan untuk diusung sebagai kepala daerah di Jakarta. Menurut dia, mereka merupakan sosok yang mencerminkan karakter Indonesia.

"Kita kan partai demokrasi yang berkarakter Indonesia, sehingga nama-nama itu diusulkan dari bawah," ujarnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)