PADANG - Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, Intan Novia Fatma, menyebut, pemeriksaan awal terhadap sampel sumber air Pincuran Silangit yang banyak dikonsumsi warga menunjukkan tingkat bakteri Escherichia coli (E coli) mencapai 6300/250 mililiter.

"Tingkat pencemaran bakteri E coli dari sumber air itu sangat tinggi, sehingga bisa menyebabkan perut kram, diare, dan muntah jika tidak dimasak dengan benar sebelum diminum," katanya di Painan, dilansir dari Antara, Rabu, 8 Mei.  

Ia menyebut sampel air juga diambil dari depot air minum dan juga ditemukan terkontaminasi bakteri E coli meskipun dengan tingkat yang lebih rendah yakni 400/250 ml.

"BPOM minggu lalu juga mengambil sampel air, namun hasilnya masih belum keluar," katanya.

Menurut dia, salah satu upaya yang dilakukan Pemkab Pesisir Selatan untuk mengantisipasi agar kasus tersebut tidak terus merebak adalah dengan memberikan sosialisasi tentang pola hidup bersih kepada masyarakat, terutama pentingnya memasak air sebelum dikonsumsi.

Sementara itu Kepala Tata Usaha Puskesmas Surantih, Fenny Lukmiarti, menyebut per 7 Mei 2024 telah terjadi penurunan jumlah pasien diare bayi dan balita dari awalnya 36 kasus menjadi 18 kasus. Selain itu masih ada dua anak yang rawat jalan.

Hanya saja, menurut dia, untuk pasien rentan lain seperti lansia, masih ada kasus baru yang tercatat.

"Saat ini kami dari puskesmas menurunkan tim untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan sekolah-sekolah tentang pentingnya pola hidup bersih. Mencuci tangan dan merebus air sebelum diminum," katanya.

Ia berharap dengan edukasi tersebut, masyarakat bisa lebih paham dan kasus diare di daerah itu bisa terus menurun.

Salah seorang warga Kecamatan Sutera, Abdi, mengakui banyak masyarakat di daerah itu yang langsung meminum air dari galon atau dari sumber air Pincuran Silangit tanpa memasak terlebih dahulu.

Merebaknya kasus diare di Pesisir Selatan, terutama di Kecamatan Sutera, menyebabkan lima bayi dan balita meninggal dunia. 


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)