JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara rata-rata telah mengalami penguatan. Meski demikian, dia menyebut bahwa rupiah masih berada di terlalu murah alias undervalued.
“Bank Indonesia memandang penguatan nilai tukar Rupiah berpotensi berlanjut seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued,” ujarnya saat menggelar konferensi pers virtual, Kamis 21 Januari.
Menurut Perry, asumsi ini didukung oleh defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang terjaga, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun, serta likuiditas global yang besar.
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar,” kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, otoritas moneter mengungkapkan bahwa nilai tukar rupiah menguat didukung langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia dan berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik.
SEE ALSO:
Adapun, nilai tukar rupiah pada 20 Januari 2021 menguat 0,77 persen secara rerata dan 0,14 persen secara point to point dibandingkan dengan level Desember 2020.
“Penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh peningkatan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik seiring dengan penurunan ketidakpastian pasar keuangan global dan persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik,” tutur Perry.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)