JAKARTA - Aktivis lingkungan hidup asal Inggris, Mya-Rose Craig adalah satu remaja yang bersuara lantang terkait perubahan iklim. Ia yang mengaku muak dengan pergerakan kaum tua dalam perubahan iklim kemudian melakukan aksi protesnya di Kutub Utara.
"Saya di sini untuk membuat pernyataan tentang betapa menakjubkan pemandangan saat ini. Dan bagaimana para pemimpin kita harus membuat keputusan sekarang untuk menyelamatkannya," katanya sambil berdiri dengan plakatnya di tepi laut Kutub Utara dikutip CNA, Jumat, 25 September.
Aksi tersebut dilakukan Craig mengikuti jejak dari aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg yang sebelumnya menarik perhatian dunia dengan aksi protes perubahan iklim. Untuk itu, Mya-Rose yang masih berusia 18 tahun melakukan aksi yang sama dengan membawa poster bertuliskan "Pemogokan Pemuda untuk Iklim.”
Time is running out. The Arctic is melting, and could be gone by the time I’m in my 30s, and we need our leaders to make a decision now.
I did the most northerly climate strike ever in the Arctic to convey my desperation and the urgency of the issue. pic.twitter.com/qyEiz0T7iw
— Mya-Rose Craig (@BirdgirlUK) September 25, 2020
"Saya benar-benar berpikir bahwa generasi saya selalu harus memikirkan tentang perubahan iklim. itulah sebabnya seiring bertambahnya usia, ada gelombang besar kebutuhan akan perubahan ini. Ketika kami menyadari bahwa orang dewasa tidak akan menyelesaikan ini jadi kita harus melakukannya sendiri,” ujar Craig.
Craig menambahkan orang dewasa selama ini hanya lantang bersuara melawan perubahan iklim. Padahal, dalam realitanya mereka hanya menempatkan perubahan iklim sebagai masalah dengan prioritas rendah dan hanya untuk menyenangkan pendukungnya.
SEE ALSO:
Sebelumnya, aksinya di tepi laut Kutub Utara dapat terlaksana karena dirinya melakukan perjalanan ratusan kilo dengan kapal Greenpeace, Arctic Sunrise. Pemilihan Arktik sebagai lokasi aksi protes disinyalir karena tempat tersebut merupakan ekosistem yang paling terdampak perubahan iklim.
Sebab, perubahan iklim dapat mengancam hidup berbagai macam satwa liar di Kutub Utara mulai dari beruang kutub, anjing laut, hingga plankton. Tak hanya itu, es yang mencair di Kutub Utara akan berkontribusi besar pada naiknya permukaan air laut di seluruh dunia.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)