JAKARTA - Perusahaan asal Korea Selatan. Samsung Electronics Co Ltd, mencoba ambil untung di tengah konflik yang terjadi antara India dan China. Pasalnya, banyak perusahaan asal China yang tengah kesulitan mendapat tempat di negeri Bollywood tersebut.

Dilansir dari Reuters, Senin 3 Agustus, Samsung jadi satu-satunya perusahaan teknologi besar non-China yang mampu bersaing di India. Sentimen anti-China yang mulai berkembang di India dalam beberapa waktu terakhir ternyata memberikan keuntungan bagi Samsung.

Samsung berhasil melonjak ke posisi kedua pasar smartphone di India dengan pangsa 26 persen pada kuartal II 2020. Namun, Samsung masih belum bisa mengalahkan Xiaomi yang masih kokoh di puncak, dengan pangsa pasar 29 persen.

Selama tiga tahun belakangan, Samsung cukup sulit menembus pasar smartphone di India yang didominasi oleh merek China, seperti Xiaomi, Huawei, Oppo, dan Vivo.

Meski demikian menurut data dari Counterpoint menunjukkan, India menyumbang 7,5 miliar dolar AS pendapatan dari sektor smartphone tiap tahunnya untuk Samsung. Sumbangan tersebut menjadikan India sebagai pasar terbesar Samsung di luar Amerika Serikat.

Samsung juga sudah membangun salah satu pabrik manufaktur ponsel terbesar di dunia di pinggiran New Delhi. Keberadaan pabrik tersebut membuat Samsung masih bisa bertahan di tengah segala pembatasan ekspor akibat pandemi COVID-19.

Pabrikan ponsel asal China, seperti Xiaomi dan Oppo, mengalami masalah produksi dan menyebabkan peluncuran beberapa produk mereka tertunda akibat pandemi COVID-19. Rantai ekspor mereka juga sepenuhnya terganggu, berbeda dengan apa yang dialami Samsung.

Saat ini, Samsung benar-benar memanfaatkan momen keterpurukan perusahaan China di India. Sejak Juni lalu, Samsung sudah meluncurkan tujuh seri smartphone baru di India.

Tiga seri di antaranya berbanderol harga kurang dari 10 ribu rupee atau sekitar Rp 1 jutaan. Pada kuartal ketiga tahun ini, Samsung memasang target yang lebih tinggi, setelah melihat respons pasar yang sangat positif di India.

Pemerintah India sendiri sudah melarang 59 aplikasi China sejak bentrok antara tentara perbatasan kedua negara pada awal Juni lalu. Konflik ini langsung mengubah dinamika pasar di India.

Seorang juru bicara Samsung mengatakan, perusahaan melihat permintaan yang tinggi untuk perangkatnya di India dan mengharapkan pendapatannya meningkat dibanding tahun lalu. Namun Samsung tidak memberikan rincian pendapatan dari masing-masing negara.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)