TANJUNG SELOR -  Pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan yang digarap PT Kayan Hydro Energy (KHE) sudah memasuki proses perluasan di antaranya pembangunan jalan.

Direktur Operasional PT KHE Khaeroni, mengungkapkan pihaknya tengah mengerjakan pembangunan infrastruktur berupa pembangunan jalan dari jalan PU (Kementerian Pekerjaan Umum) terdekat menuju titik bendungan Kayan 1 yang jaraknya kurang lebih 12 km.

"Selama 11 tahun PT KHE tidak pernah berhenti bekerja. Semua proses kita jalani. Mulai dari survei lokasi, desain hingga mengurus perizinan yang jumlah mencapai puluhan izin. Bila ditanya berapa persen, sampai saat ini progres pembangunan jalan ini sudah sekitar 30 persen," ujar dia dalam konferensi pers di Tanjung Selor, Sabtu 27 Agustus.

Khaeroni menjelaskan, PLTA ini nantinya memiliki sumber daya listrik yang terintegrasi dan menjadi sumber listrik utama Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi Kalimantan Utara.

Adapun PT Indonesia Strategis Industri (ISI) merupakan pengelola kawasan industri dan PT Pelabuhan Internasional Indonesia (PII) yang merupakan pengembang Pelabuhan internasional untuk mendukung kawasan industri.

Site Plan Bendungan PLTA Kayan. (Foto Ist)

Dengan nilai investasi mencapai lebih dari 17 miliar dolar AS, selain dari internal, PT KHE juga menggandeng rekanan asing termasuk Sumitomo dari Jepang.

Khaeroni membenarkan soal masuknya Sumitomo sebagai rekanan PLTA Kayan. Namun tak dijelaskan detail mengenai jalinan rekanan.

“Betul Sumitomo menjadi partner tapi detailnya akan saya jelaskan di lain kesempatan,” imbuhnya.

Sebagai informasi, PLTA Kayan Cascade yang dibangun oleh PT KHE memanfaatkan area sepanjang sungai Kayan dan terdiri atas 5 bendungan dengan 5-6 unit turbin pembangkit tiap bendungannya.

Direktur Utama Kayan Hydro Energy Andrew Suryali menjelaskan, tahap pertama PLTA Kayan Cascade berkapasitas 900 Megawatt (MW), tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.

"Karena pembangunan PLTA ini memiliki prospek yang bagus, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar lokasi, warga Tanjung Selor maupun masyarakat Kalimantan Utara secara umum, banyak pihak yang memberikan dukungan," jelasnya.

Masyarakat sekitar lokasi bendungan Kayan mendukung pembangunan bendungan. (Dok VOI)

Dalam pengerjaan proyek ini, KHE melibatkan kontraktor dan tenaga kerja lokal. Pemberdayaan kontraktor dan tenaga kerja lokal ini bukan tanpa alasan. Hal ini dilakukan agar masyarakat sekitar merasakan juga manfaat proyek ini. 

"Kami memang sengaja menggunakan kontraktor dan tenaga kerja lokal untuk pembangunan proyek. Ini penting  agar mereka juga merasakan manfaat dari proyek ini, bukan orang dari daerah lain," katanya. 

Saat ini, lanjutnya, ada 4 vendor terlibat yang semuanya berasal dari daerah setempat.

"Dengan adanya proyek pembangunan PLTA Kayan yang dilakukan oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Meski proyeknya baru dimulai apalagi nanti kalau bendungan jadi dan PLTA sudah beroperasi," kata Khaeroni.

Dia melanjutkan, PLTA Kayan Cascade 1 ditargetkan rampung pada tahun 2026 dengan pengerjaan cascade 2 dan 5 dilakukan bsecara paralel. Sementara untuk Cascade 2-5 masing-masing butuh waktu 2-3 tahun dari Cascade 1.

“Sangat optimis bisa berjalan sesuai target karena untuk Cascade 1 semua izin sudah selesai sementara Cascade 2-5 izin juga sudah lengkap,” pungkasnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)