Militer Ukraina Klaim Tenggelamkan Kapal Selam Rusia di Pelabuhan Krimea
JAKARTA - Militer Ukraina mengklaim telah menenggelamkan kapal selam Rusia di sebuah pelabuhan di Krimea yang diduduki, kondisi yang diperkirakan menjadi kemunduran besar bagi Moskow.
Kapal selam Rostov-on-Don terkena serangan di pelabuhan Sevastopol pada Hari Jumat pekan, kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dalam pernyataan akhir pekan.
"Kapal itu tenggelam di tempat," kata Staf Umum, tanpa memberikan bukti lebih lanjut, dikutip dari CNN 5 Agustus.
Dugaan hilangnya Rostov-on-Don "membuktikan sekali lagi, tidak ada tempat yang aman bagi armada Rusia di perairan teritorial Ukraina di Laut Hitam," kata Staf Umum.
Kementerian Pertahanan Ukraina memuji serangan itu, dengan mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial bahwa "sebuah kapal selam Rusia tenggelam ke dasar Laut Hitam" setelah diserang di pelabuhan Sevastopol.
"Akibat serangan itu, kapal selam itu tenggelam. Kerja bagus, para pejuang."
Terpisah, Gubernur Sevastopol yang ditunjuk Rusia, Mikhail Razvozhayev, mengatakan latihan pertahanan kapal selam sedang berlangsung pada hari Sabtu, dan "semuanya tenang di kota itu."
Sementara dalam sebuah unggahan pada Hari Sabtu, blogger militer Rusia Boris Rozhin mengatakan pabrik perbaikan kapal di Sevastopol, tempat kapal selam itu berlabuh, tampaknya telah terkena serangan.
Jika terkonfirmasi, penenggelaman itu akan menjadi pukulan terbaru Ukraina bagi angkatan laut Rusia, yang menurut Kyiv telah kehilangan sepertiga Armada Laut Hitamnya.
CNN tidak dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen, sementara Kementerian Pertahanan Rusia belum mengomentari dugaan serangan tersebut.
Diketahui, Rusia telah menduduki Krimea sejak pasukannya mencaplok semenanjung itu pada tahun 2014. Sejak pecahnya perang di Ukraina lebih dari dua tahun lalu, wilayah itu telah diserang secara sporadis oleh pasukan Kyiv.
Mulai bertugas untuk angkatan laut Rusia pada tahun 2014, Rostov-on-Don adalah kapal selam kelas Kilo II sepanjang 73,8 meter (242 kaki) dan membawa 52 awak. Dengan bobot terendam 3.100 ton, kapal bertenaga diesel-listrik ini dapat membawa rudal jelajah Kalibr.
Menghancurkan aset Rusia yang dipersenjatai dengan rudal Kalibr merupakan bagian penting dari strategi militer Kyiv. Sebab, Rusia telah menggunakan Kalibr dan rudal seperti itu untuk menyerang infrastruktur vital Ukraina seperti pembangkit listrik, kata Cedric Leighton, seorang analis militer CNN.
"Menyerang kapal selam ini adalah masalah yang sangat besar," kata Leighton.
Ukraina diketahui telah menargetkan kapal selam Rostov-on-Don sebelumnya.
Kapal selam itu “rusak parah” dalam serangan rudal Ukraina pada September 2023, menurut Staf Umum Ukraina. Setelah serangan itu, foto-foto intelijen sumber terbuka, termasuk yang dikutip oleh Kementerian Pertahanan Inggris, menunjukkan apa yang dikatakan kementerian sebagai “kerusakan besar.”
Namun, Staf Umum Ukraina mengatakan Rostov-on-Don telah diperbaiki dan baru-baru ini diuji di perairan pelabuhan Sevastopol.
Militer Kyiv diketahui telah beberapa kali sukses menargetkan Armada Laut Hitam Rusia, baik dengan rudal maupun serangan pesawat nirawak laut.
SEE ALSO:
Lebih dari 20 kapal angkatan laut Rusia kini telah dinonaktifkan atau dihancurkan, sepertiga dari seluruh armada. Meskipun Ukraina hampir tidak memiliki angkatan laut sendiri, inovasi teknologi, keberanian, dan ketidakmampuan Rusia telah memberinya keunggulan di sebagian besar Laut Hitam.
Kerugian terbesar angkatan laut Rusia selama perang dengan Ukraina adalah tenggelamnya kapal penjelajah berpeluru kendali Moskva (121) pada April 2022.
Pada Oktober tahun lalu, citra satelit menunjukkan bahwa Rusia merelokasi beberapa kapal angkatan lautnya dari Sevastopol setelah serangkaian serangan Ukraina.
Selain menyerang kapal selam tersebut, pasukan Ukraina juga merusak parah empat peluncur rudal antipesawat S-400 pada Hari Jumat, kata Staf Umum Ukraina.