JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa kinerja ekonomi semakin baik dan memberikan optimisme terhadap outlook pertumbuhan kuartal ketiga membaik menjadi 4,5 persen. Demikian yang disampaikan Menkeu ketika menggelar konferensi pers virtual APBN Kita hari ini.
Disebutkan bahwa berbagai indikator dini perekonomian nasional mengalami peningkatan kembali seperti MI Manufaktur yang telah memasuki zona ekspansif 52,2 meningkat dari 43,7 di Agustus 2021.
Surplus neraca perdagangan pada September 2021 yang masih kuat, tercatat 4,37 miliar dolar AS, ditopang oleh kinerja ekspor yang tumbuh 47,6 persen (y-o-y), sementara impor tumbuh 40,3 persen (y-o-y). Posisi cadangan devisa tercatat 146,9 miliar dolar AS, jauh di atas standar batas kecukupan internasional.
“Menguatnya kinerja ekonomi nasional telah mendorong berlanjutnya peningkatan kinerja APBN. Per September 2021, penerimaan negara mencapai Rp1.354,8 triliun tumbuh kuat sebesar 16,8 persen (y-o-y), ditopang oleh meningkatnya penerimaan perpajakan, kepabeanan dan cukai dan PNBP. Peningkatan penerimaan negara seiring pemulihan aktivitas ekonomi, peningkatan ekspor impor, dan tren kenaikan harga komoditas,” ujar dia, Senin, 25 Oktober.
Sementara dari sisi belanja negara, mencapai Rp1.806,8 triliun atau 65,7 persen dari pagu. Bukuan itu tumbuh minus 1,9 persen (y-o-y), lebih rendah dari tahun lalu 15,5 persen (y-o-y).
BACA JUGA:
Kondisi itu membuat defisit APBN sebesar Rp452,0 triliun (2,74 persen terhadap PDB), atau lebih baik dibandingkan dengan posisi September 2020 yang sebesar Rp681 triliun (4,41 persen PDB).
Lebih lanjut, bendahara negara itu menjelaskan di kuartal III tahun ini tren positif pendapatan Negara diharapkan tetap berlanjut seiring perbaikan ekonomi, sehingga penanganan COVID-19 dan program pemulihan ekonomi nasional tetap terjaga.
“Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan langkah antisipatif dan responsif terhadap dinamika yang ada serta bekerja sama dengan seluruh otoritas untuk mendukung efektivitas kebijakan,” katanya.
Lalu, peran stimulus fiskal dan APBN dikatakan bakal terus ditingkatkan sebagai upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi.
“Langkah ini sejalan dengan peran aktif masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan dan keikutsertaan program vaksinasi untuk mencapai target herd immunity di akhir tahun 2021,” tutup Menkeu Sri Mulyani.