Bos Bulog Budi Waseso: Kami Sudah Menyumbang Tekan Laju Inflasi dalam 3 Tahun Terakhir
Direktur Utama Bulog Budi Waseso. (Foto: Dok. Bulog)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Budi Waseso mengklaim pihaknya telah menyumbang menahan laju inflasi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Katanya, upaya ini dilakukan dengan menghadirkan harga pangan yang terjangkau, salah satunya beras sebagai kebutuhan pokok.

Buwas sapaan akrabnya, menjelaskan intervensi yang dilakukan Bulog ketika harga melonjak yakni dengan melakukan intervensi pasar menggunakan cadangan beras pemerintah (CBP).

Adapun CBP yang dimiliki Bulog setiap tahun jumlahnya minimal 1 hingga 1,5 juta ton per tahun berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tahun 2018.

"Perlu kami jelaskan selama ini kami juga sudah menyumbang menekan inflasi selama tiga tahun yang terendah. Itu salah satu peran dari Bulog karena kebutuhan yang mendasarinya adalah beras," katanya dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia Tahun 2021 secara virtual, Senin, 18 Oktober.

Peran Bulog dalam menjaga stabilitas harga pangan juga sangat penting. Kata Buwas, selain untuk menahan laju inflasi, peran spekulan atau tengkulak di pasar yang merusak harga dari petani pun dapat ditekan.

Lebih lanjut, Buwas mengatakan bahwa spekulan tidak akan bisa mempermainkan harga beras ketika Bulog memiliki cadangan beras yang melimpah.

"Pelaku pasar sangat mempertimbangkan posisi stok CBP dalam melakukan keputusan besaran yang diambil. Intinya stok yang ada di Bulog tentunya dipertimbangkan oleh para pangsa pasar di dalam negeri sehingga spekulan-spekulan tidak berani di kala pemerintah punya CBP yang cukup besar," jelasnya.

Selain itu, Buwas juga masih mengeluhkan adanya kerugian yang terjadi terus menerus dalam pengelolaan beras CBP. Sebab, selama ini modal yang digunakan Bulog untuk pengadaan dan pengelolaan beras diambil dari utang. Sementara itu, bunga yang diberikan merupakan bunga komersial yang terus berjalan setiap bulan.

Di sisi lain, pembayaran dari pemerintah kerap terlambat hingga bertahun-tahun.

"Kalau dilihat dari situ potensi Bulog merugi itu pasti, karena uangnya kami pinjam bunganya komersil jalan terus. Sudah kami tagihkan setahun lebih tidak terbayarkan, bunganya Bulog yang tanggung. Jadi memang kalau penugasan ya inilah yang terjadi," ucapnya.