JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan sudah ada 46 pesantren berpartisipasi dalam program Pertashop per bulan September ini. Jumlah ini akan terus ditingkatkan hingga 2.000 pesantren.
Pertashop merupakan program dari Pertamina yang membuka kesempatan bagi wilayah-wilayah yang jauh dari lembaga penyalur Pertamina seperti SPBU untuk membuka akses energi kepada warga sekitarnya.
"Alhamdulillah sudah banyak pesantren, kemarin pada bulan ini saja sudah ada 46 pesantren yang mendapatkan Pertashop," ujarnya dalam diskusi daring 'Bangkit Bareng', Selasa, 28 September.
Erick mengatakan bahwa Pertashop ini dikerjasamakan dengan pesantren-pesantren agar ekonomi pesantren kembali bangkit. Sehingga pesantren-pesantren bisa mandiri.
"Ini kita akan terus galakkan sampai dengan 10.000 Pertashop, kita berharap ada 1.000-2.000 pesantren yang menjadi mitra," katanya.
Lebih lanjut, Erick juga mengaku ingin mendorong keseimbangan ekonomi. Karena, Erick tak ingin yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin di masa pandemi COVID-19 ini.
"Tetapi harus ada intervensi dari kita semua keberpihakan. Karena itu Pertashop sendiri kita coba kerja sama dengan Pesantren yang ekonominya terpuruk supaya Pesantren bisa mandiri. Dan juga pengusaha daerah yang selama ini juga tertekan karena adanya COVID-19. Kita harus terus menciptakan wirausahawan baru," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan pembangunan 10.000 unit pengisian BBM kendaraan skala kecil atau Pertashop oleh PT Pertamina (Persero) dalam tiga tahun ke depan adalah untuk membantu penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat.
BACA JUGA:
Pertashop sendiri sebagai lembaga penyalur BBM Pertamina berskala kecil memiliki misi dengan menargetkan tiga klaster. Pertama, menciptakan pengusaha baru, khususnya di daerah-daerah, sebagai agen pembangunan yang memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Klaster kedua Pertashop yakni meningkatkan peran pondok pesantren, tidak terbatas sebagai tempat pendidikan ajaran Islam saja melainkan juga sebagai pusat pengembangan wirausaha untuk meningkatkan perekonomian umat.
Klaster ketiga adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa atau lokal melalui pengelolaan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes yang profesional.