Menteri Bahlil Kurang Yakin Ekomi Tumbuh 5 Persen di Akhir Tahun: Agak Berat
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia/ Antara

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia tak yakin ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5 persen di akhir 2021. Pasalnya, kata dia, lonjakan kasus COVID-19 akibat varian Delta pada Juli hingga Agustus lalu telah memukul perekonomian Indonesia.

“Kami yakin ekonomi di 2021 akhir akan tetap tumbuh. Namun kalau di 5 persen, saya pribadi sih agak berat," ujar Bahlil dalam diskusi survei nasional evaluasi publik terhadap penanganan Pandemi oleh Indikator secara daring, Minggu, 26 September.

Kendati demikian, Bahlil masih optimis ekonomi Indonesia akan tumbuh hingga akhir tahun ini. "Kalau sampai dengan 4 atau 4,3 persen masih optimistis karena kita kompak dengan tim ekonomi yang sekarang,” ucapnya.

Bahlil mengakui, dampak gelombang kedua pandemi COVID-19 pada tengah tahun ini lebih besar mempengaruhi ekonomi nasional. Karena, pemerintah harus membatasi secara ketat kegiatan ekonomi dan mobilisasi masyarakat.

Akibatnya, kata Bahlil, perekonomian yang semula sudah melaju ke jalur positif pada kuartal II dengan pertumbuhan 7,07 persen harus kembali mengalami goncangan.

Meski begitu, Bahlil mengatakan, pembatasan kegiatan ekonomi di masa PPKM merupakan salah satu strategi pemerintah dalam menangani pandemi dengan metode gas dan rem. Dia pun meminta seluruh elemen bangsa untuk bekerja sama menyelesaikan pandemi.

“Kalau ditanya apa yang diselesaikan, selesaikan dulu pandemi. Makanya yang belum vaksin segera vaksin, protokol harus dipakai, jaga jarak pakai masker. Lalu (pemulihan) ekonomi akan mulai diikuti perlahan,” jelas Bahlil.

Kendati demikian, Bahlil mengungkapkan, perekonomian nasional di kuartal III masih menunjukkan perbaikan. Dari indikator realisasi investasi, ia mengklaim tren penanaman modal asing atau PMA maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN) tidak mengalami kontraksi terlalu dalam.

Bahkan kata dia, pada September ini tren investasi kembali naik. Sebab menurutnya, Indonesia dapat menangani gelombang kedua COVID-19 lebih baik ketimbang negara-negara lain.

“Kita harus bersyukur bahwa apa yang terjadi (penanganan COVID-19, red) oleh Menteri Kesehatan dan BNPB berjalan dan Indonesia berhasil keluar dari zona merah yang luar biasa,” pungkas Bahlil.