Neraca Perdagangan Meluber, Surplus 4,7 Miliar Dolar AS Terbesar Sejak 2006
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa terjadi surplus perdagangan sebesar 4,7 miliar dolar AS pada sepanjang Agustus 2021. Bukuan itu disebabkan oleh lebih tingginya catatan ekspor Indonesia yang sebesar 21,42 miliar dolar AS dibandingkan dengan impor 16,68 miliar dolar AS.

“Surplus neraca perdagangan ini terbesar sejak Desember 2006,” ujarnya ketika memberikan keterangan pers secara virtual, Rabu, 15 September.

Menurut Margo, surplus perdagangan terbesar berasal dari Amerika Serikat dengan 1,51 miliar dolar AS. Disusul kemudian India 1,05 miliar dolar AS, dan Filipina dengan 584,3 juta dolar AS.

Sedangkan defisit perdagangan RI paling banyak terjadi dengan Australia sebesar minus 453,9 juta dolar AS, Thailand dengan minus 334,0 juta dolar AS, serta China yang sebesar minus 175,5 juta dolar AS.

“Untuk sepanjang tahun ini atau sejak Januari hingga Agustus 2021, surplus perdagangan tercatat 19,17 miliar dolar AS. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada periode yang sama 2020, yakni sekitar 11 miliar dolar AS,” tegas dia.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPS memaparkan pula jika nilai impor pada Agustus 2021 sebagian besar disokong oleh bahan baku dan barang modal untuk keperluan industri. Dikatakan olehnya bahwa hal tersebut merupakan sinyal positif dari proses pemulihan ekonomi di dalam negeri.

“Ini menggambarkan terjadinya kegiatan industri yang semakin bagus karena impor bahan bakunya meningkat, impor barang modalnya juga meningkat. Kondisi ini menandakan permintaan sektor industri cukup baik dan impor barang modal mencerminkan kebutuhan kapasitas produksi semakin bagus,” tutup Margo.