JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) menyatakan, impor pangan di Tanah Air bakal semakin meningkat dalam 20 tahun terakhir. Hal ini terjadi jika tidak ada transformasi di sektor pertanian, ditambah lagi jumlah pekerja di sektor ini semakin berkurang ke depannya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pekerja di sektor pertanian sebanyak 29,76 juta orang pada Agustus 2020. Namun, jumlahnya telah turun menjadi 29,59 juta orang pada Februari 2021.
"Pada 20 tahun ke depan, kita harus transformasi sektor pertanian. Karena ke depannya kita akan kekurangan tenaga kerja di bidang pertanian pada saat penduduk kita mencapai 300 juta orang. Ini harus diantisipasi, karena kalau tidak, dampaknya ketergantungan impor pangan akan semakin besar," ujar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Agus Sartono di acara Sarasehan 100 Ekonom, Kamis 26 Agustus kemarin.
Turunnya jumlah pekerja di sektor ini, karena imbas dari berkurangnya minat masyarakat untuk bekerja di bidang pertanian. Dan di sisi lain, berkurangnya jumlah pekerja di sektor pertanian sejatinya berbanding terbalik dengan jumlah pencari kerja di Indonesia. Pasalnya, jumlah pencari kerja justru terus bertambah dari waktu ke waktu.
BACA JUGA:
Pada tahun ini misalnya, Agus mencatat lulusan SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah ada 3,7 juta orang. Dari jumlah itu, 1,9 juta orang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Sementara sisanya, sekitar 1,8 juta orang langsung masuk ke pasar tenaga kerja. Hal ini terjadi karena keluarga mereka kurang mampu, sehingga anak harus segera bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
Namun pada saat yang sama, ada sekitar 1,56 juta orang lulusan perguruan tinggi. Jadi kalau ditotal, ada 3,45 juta pencari kerja baru.
"Belum lagi di Februari 2021 ada pengangguran 8,75 juta, semuanya cari kerja," tutur dia.