SULSEL - Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menempati peringkat kedua tercepat dalam menurunkan angka kemiskinan secara nasional periode Maret 2021.
Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, jumlah penduduk miskin di daerah itu pada Maret 2021 tercatat 784,98 ribu jiwa atau 8,78 persen.
Dibandingkan September 2020 jumlah penduduk miskin sebanyak 800,24 ribu jiwa atau sebanyak 8,99 persen. Dengan demikian terjadi penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin (P0) sebesar 15,26 ribu jiwa atau 0,21 persen.
"Secara nasional, Sulsel berhasil menurunkan angka kemiskinan bulan Maret sebesar 0,21 persen dan menempati peringkat ke kedua setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan penurunan angka kemiskinan mencapai 0,22 persen," kata Kepala BPS Sulsel Suntono dikutip dari Antara, Jumat, 16 Juli.
Beragam hal mendasari penurunan angka kemiskinan di Sulsel. Salah satunya, terjadi pertumbuhan di sektor pertanian yang berdampak pada peningkatan pendapatan di wilayah pedesaan.
Pada triwulan 1 tahun 2021, kata dia, sektor pertanian mengalami pertumbuhan 7,14 persen. Karena sumbangannya terhadap pembentukan Produk domestik regional bruto (PDRB) sekitar 22-24 persen.
"Dan lebih dari 34 persen penduduk di Sulawesi Selatan bekerja di sektor pertanian, maka penduduk mendapatkan pendapatan yang baik sehingga mendorong belanja atau pengeluaran," jelasnya.
BACA JUGA:
Suntono menambahkan, perkembangan harga-harga yang dicerminkan oleh inflasi bulan Maret 2020 - Maret 2021 itu angkanya relatif cukup rendah yaitu rata-rata 2,07 persen.
"Fakta penjelas lainnya pada indikator ketenagakerjaan yang kita potret bulan Februari 2021 tingkat pengangguran terbuka di Sulawesi Selatan turun sebesar 0,51 persen, menjadi 5,79 persen apabila dibandingkan dengan bulan Agustus 2020 lalu," tuturnya.
Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara, kata Suntono, realisasi penyaluran bantuan sosial sampai dengan bulan Maret 2021 itu realisasinya relatif sangat tinggi.
Serta perkembangan kasus COVID-19 di bulan Maret 2021 pun dilaporkan lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Selain rendahnya COVID atau sektor pertanian yang tumbuh, mobilitas dan aktivitas transportasi yang membaik menyumbang penurunan pada angka kemiskinan itu.
"Oleh karena kasusnya rendah, maka aktivitas ekonomi itu bisa kembali bergairah karena orang lebih berani ke luar rumah untuk beraktivitas secara ekonomi," jelasnya.
Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menegaskan komitmennya untuk terus berupaya dalam upaya menurunkan angka kemiskinan.
"Alhamdulillah, per bulan Maret 2021 angka kemiskinan kita turun 0,21 persen dari September 2020. Namun tentu kita terus berupaya bagaimana meningkatkan kesejahteraan maupun pendapatan bagi masyarakat," ujarnya,
Indeks kedalaman kemiskinan di Sulsel mengalami penurunan dari 1,650 pada September 2020 menjadi 1,489 pada Maret 2021. Indeks Keparahan Kemiskinan juga menurun dari 0,457 pada September 2021 menjadi 0,372 pada Maret 2021.
Data tersebut diperoleh melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang diselenggarakan oleh BPS setiap bulan Maret dan September.
Andi Sudirman mengatakan, dalam masa pandemi, tidak hanya berfokus pada upaya pencegahan namun juga pada pemulihan, agar aktivitas perekonomian tetap berjalan.
"kita ingin ada balance antara mengendalikan penyebaran, di samping itu perekonomian harus tetap berjalan. Jadi dilakukan PPKM Mikro yang berskala kecil tingkat (Desa/Kelurahan/RT/RW), serta melakukan percepatan vaksinasi," bebernya.