MAKASSAR - Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, memaparkan strategi solusi mengatasi kemiskinan di Sulsel, pada Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Amal Zakat Nasional (Baznas) se-Sulsel.
Pj Gubernur Bahtiar menilai, kemiskinan sangat sulit untuk dituntaskan kalau hanya dengan skema bantuan sosial atau sejenisnya. Kemiskinan dan stunting harus diselesaikan dengan menambah pendapatan masyarakat di seluruh daerah di Sulsel.
"Tapi saya upayakan ini adalah masyarakat yang paling rentan secara ekonomi itu, saya injeksi dulu lewat program budidaya pisang," ucap Pj Gubernur Sulsel di Makassar dilansir ANTARA, Rabu, 1 November.
Konsep pertanian dinilai susah juga, apabila hanya sekedar tanam untuk konsumsi. Namun, harus memiliki konsep yang besar mencapai 500.000 hektare lahan tidak produktif, khusus untuk budidaya pisang.
Jika itu berhasil, kata Bahtiar, Pemprov Sulsel akan menjadi daerah penghasil pisang terbesar pertama di dunia, mengalahkan Thailand sebagai produsen pisang terbesar dunia saat ini.
"Makanya saya kalau ada konsep pertanian itu harus dalam skala besar. Kalau kecil-kecil saja tidak akan mengubah apa-apa. Tapi kalau kita secara besar atau massal, itu hasilnya besar," ujarnya.
Budidaya pisang tersebut selain menjanjikan secara ekonomi, lanjut Bahtiar, juga mudah dibudidayakan masyarakat, karena merupakan tanaman budaya masyarakat Sulsel. Per satu hektare lahan, bisa menghasilkan sampai Rp100 juta lebih pertahunnya.
Ini merupakan cara untuk menekan angka kemiskinan dan stunting di Sulsel. Menurut dia, stunting itu terjadi bukan karena mereka tidak mau makan ikan, telur, daging dan sayur-sayuran, tapi karena masyarakat tidak mampu membelinya.
Untuk itu, tanaman pisang cavendish untuk sektor pertanian menggunakan teknik kultur jaringan. Kemudian sektor peternakan, pengembangan peternakan lewat Insiminasi Buatan (IB).
BACA JUGA:
"Sebenarnya kita semua banyak yang ahli di bidang pertanian, tapi hanya mengerti soal bagian kecil dari komoditi dan tidak bisa mengubah itu menjadi uang. Dari sektor peternakan, sapi, kuda dan kerbau kita kembangbiakkan lewat Inseminasi Buatan (IB)," jelasnya.
"Dari sektor pertanian, kita menggunakan kultur jaringan lewat bonggol pisang ini. Satu bonggol bisa menjadi 15 -20 anakan pisang. Itu lebih cepat daripada kita tanam hanya satu pohon saja. Sektor perikanan, kita ada sistem keramba, rumah ikan atau rumpon dan pembuatan terumbu karang buatan," lanjutnya.
Untuk mendukung program-program tersebut, Pj Gubernur Sulsel bersama Kepala OJK Sulampua dan perbankan, memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) di lima perbankan. Yakni BNI, BRI, BSI, Mandiri, dan Bank Sulselbar.
"Ini program kita bantu dari segi modal, pasar dan kepastian harganya. Sekarang OJK sudah bantu kami memberikan bantuan lewat KUR di lima bank," pungkasnya.