KSSK Nyatakan Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga, Sri Mulyani: Ini di Tengah Meningkatnya Kasus Varian Delta COVID-19
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Dok. Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, serta Lembaga Penjamin Simpanan menyatakan bahwa situasi keuangan nasional secara makro berada dalam situasi stabil dan terjaga.

Hal tersebut ditegaskan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang sekaligus menjabat sebagai Ketua KSSK.

“Stabilitas sistem keuangan untuk triwulan kedua 2021 berada dalam kondisi normal di tengah meningkatnya kasus varian delta COVID-19. KSSK menyepakati komitmen bersama untuk terus memperkuat sinergi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan terus mempertahankan momentum pemulihan ekonomi,” ujarnya dalam konferensi pers secara pada Jumat, 6 Agustus.

Menurut Menkeu, perbaikan ekonomi global, utamanya ditopang oleh Amerika Serikat (AS) dan China, cukup memberikan pengaruh terhadap kondisi di dalam negeri.

“Realisasi ekonomi AS pada triwulan kedua tahun ini mencapai 12 persen year-on-year. Sementara ekonomi China mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 7,9 persen,” tuturnya.

Menkeu melanjutkan, meningkatnya aktivitas dua raksasa ekonomi dunia itu berdampak pada kenaikan harga komoditas, dan Indonesia sebagai salah satu negara eksportir turut menikmati situasi ini.

“Untuk itu prospek perekonomian nasional dan juga stabilitas sistem keuangan akan tetap dipengaruhi oleh kondisi global,” tegasnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Indonesia pada kuartal II 2021 mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dengan torehan 7,07 persen year-on-year (y-o-y).

Apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, yakni kuartal I 2021 (quarter-to-quarter/q-t-q), maka ekonomi diketahui naik 3,31 persen.

Adapun, untuk pertumbuhan ekonomi pada sepanjang tahun ini atau pada semester I 2021 (Januari-Juni) adalah sebesar 3,10 persen jika dibandingkan dengan semester I 2020.

“Momentum penguatan kinerja ekonomi global dan kebijakan countercyclical pemerintah serta kebijakan moneter yang akomodatif di Indonesia telah mampu mendorong berlanjutnya arah pemulihan ekonomi nasional,” katanya.

“Jadi memang ada faktor ekonomi global yang menyumbang, kebijakan fiskal dan nonfiskal dari pemerintah, serta kebijakan moneter dari Bank Indonesia, OJK dan LPS,” tutup Menkeu Sri Mulyani.