JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai membuat pemerintah akhirnya menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk mencegah penyebaran virus penyebab COVID-19. Akibatnya pembatasan kegiatan tersebut, memicu kerugian bagi pelaku usaha UMKM.
Lalu bagaimana cara UMKM bisa bertahan ditengah pandemi dan PPKM?
Anggota DPD DKI Jakarta Fahira Idris mengatakan di masa sulit ini pelaku usaha tak bisa hanya menunggu pelanggan tanpa melakukan apa pun. Inovasi dan kreatifitas juga harus dimasimalkan agar produk jualan dapat bersaing di pasaran.
Contohnya, kata Fahira, salah satu pedagang cilok di Nusa Tenggara Barat berhasil menarik pembeli karena kreatif dalam menjajaki produk jualannya. Tukang cilok bernama Lutfi ini menarkk perhatian karena berjualan dengan gaya formal seperti pejabat lengkap dengan kemeja, dasi hingga dasi.
"Dia menjual cilok naik motor tapi pakai jas rapih dengan peci. Videonya viral, omzet bertambah, bahkan sama Bang Sandi sempat video call-an. Artinya kalau kita mampu melakukan hal-hal yang out of the book saya kira kita mampu melakukan hal itu. Artinya apa, ayok kita harus pintar menganalisis potensi-potensi bisnis baru yang bisa tumbuh di tengah pandemi," katanya dalam diskusi virtual, Kamis, 5 Agustus.
Fahira mengingatkan pelaku UMKM untuk tidak mengeluh menghadapi situasi sulit di masa pandemi COVID-19. Menurut dia, jika bisnis yang dijalankan lesu, pelaku usaha harus bisa beralih melihat peluang di sektor yang berbeda.
"Jika bisnis kita terpukul mau tidak mau harus beralih ke sektor yang sedang berkembang. Jadi harus geser fokus dan buat produk yang relevan. Kemudian juga buat produk yang sedang betul-betul di cari konsumen dengan barang yang kita miliki. Kemudian selanjutnya promosi," tuturnya.
Tak hanya itu, kata Fahira, pelaku usaha UMKM juga harus memanfatkan pasar digital atau marketplace. Menurut dia, dengan masuk ke pasar digital wilayah pemasaran produk bisa lebih luas dan menyasar banyak kalangan.
"Ini paling penting. Teman-teman UMKM jangan malas. Banyak UMKM belum memaksimalkan layanan online. Bergabunglah ke berbagai e-commerce untuk memperluas dagangan di marketplace," ujarnya.
BACA JUGA:
Menurut Fahira, peluang penjualan melalui online saat ini terbuka lebar. Sebab, di masa pandemi ini
pola perilaku masyarakat itu berubah, saat ini masyarakat cenderung merasa lebih safety untuk belanja secara online dibanding berbelanja secara langsung.
"Kecuali pada hal-hal yang urgent. Apa yang harus dilakukan UMKM agar bisa bertahan di masa pandemi dan PPKM ini? Kuncinya menurut saya kita harus masuk ekosistem digital," ucapnya.