JAKARTA - Pandemi COVID-19 menyebabkan dampak buruk bagi seluruh sektor. Bisnis yang lesu imbas pandemi juga membuat beberapa orang harus kehilangan pekerjaan. Namun, di balik kesulitan ini terdapat peluang baru yang dapat dimanfatkan. Salah satunya adalah berwirausaha.
Founder OK OCE Sandiaga Uno mengatakan, krisis tidak boleh menjadikan kaum milenial untuk berpangku tangan. Menurut dia, ini adalah waktu yang tepat untuk memulai bisnis. Hal ini terbukti dengan berjamurnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sektor makanan.
"Guys this is your time. Di tahun 97 krisis itu saya mengalami, akhirnya bisa membuka usaha. Sekarang ini eranya anak-anak milenial. Ambil kesempatan ini jangan sia-siakan peluangnya, dan cetak lah pemenangnya," tuturnya, dalam acara Festival Usaha Milik Kaum Milenial yang digagas Kumparan, Rabu, 28 Oktober.
Sandi juga membagikan tiga tips bagi milenial yang ingin memiliki usaha sendiri dan juga bagi UMKM yang ingin menyelamatkan bisnisnya di tengah pandemi COVID-19. Mengingat dampak pandemi ini dinilai begitu terstruktur, sistematis, dan masif dalam memukul bisnis UMKM.
Pertama adalah inovasi. Sandi mengatakan, pengusaha harus bisa berinovasi untuk memiliki daya tarik dan bisa bertahan di tengah persaingan yang ketat di masa pandemi COVID-19 ini.
BACA JUGA:
"Saya lihat jadi keunggulan dari UMKM, usaha milik kaum milenial yang berkembang yaitu inovasi ini penting banget. Kenapa Mas Erick dan Pak Rosan bisa survive? Karena mereka terus berinovasi dari segi layanan dan produknya," tuturnya.
Kedua yaitu dari segi orientasi kewirausahaan yaitu pro aktif. Menurut Sandi, kaum milenial yang ingin memiliki bisnis sendiri harus aktif. Misalnya dalam melakukan promosi.
"Tidak tinggal diam, usaha milik milenial ini selalu bergerak dan punya velositas. Keunggalan-keunggulan itu datang kepada orang-orang yang terus bergerak jadi sikap pro aktif, optimis, selalu husnuzan, suatu krisis ada mereka selalu melihat peluangnya," katanya.
Terakhir, kata Sandi, usaha milik kaum milenial harus mampu beradaptasi. Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan perubahan pada pola perilaku konsumen yang berbeda jauh dengan tatanan sebelumnya, karena itu adaptasi bisnsi merupakan keharusan.