Bagikan:

JAKARTA - Koordinator komunitas Jelajah Bali Bike Jannes Eudes Wawa mengatakan sebanyak 165 pesepeda akan menjelajahi pariwisata Nusantara khusunya di wilayah Bali, untuk membantu perekonomian Bali.

"Seluruh negeri di Bali ketergantungan sama kunjungan pariwisata sementara Bali Utara dan Bali Selatan aktivitasnya sama pariwisata, kuncinya menunggu kehadiran dari wisatawan luar masuk Bali. Kami pikirkan dengan pesepeda kami ajak ke Bali, dan melampiaskan semangat bersepeda di Bali," kata Jannes Eudes Wawa dalam konferensi persnya di Denpasar, Bali, dikutip dari Antara, Rabu 16 Juni.

Ia mengatakan bahwa menjelajah pariwisata Bali dilakukan selama dua hari yaitu pada Sabtu 19 Juni dan Minggu 20 Juni. Hari pertama, akan melewati Legian, Tanah Lot, Tabahan, Pura Batukau, Jatiluwih, Air Panas Angseri, dan Bedugul. Dengan total jarak sekitar 93 kilometer.

"Di jalur ini, banyak panorama menarik. Selain Tanah Lot yang sudah sangat popular, kami juga melewati Jatiluwih. Wilayah ini merupakan areal persawahan yang masih merawat tradisi sistem pengairan Bali yakni subak," katanya.

Pada hari kedua dengan rute Bedugul, Ubud, Tampak Siring, dan Ketewel dengan jarak sekitar 103 kilometer. Perjalanan ini melewati Baturitih, Sulangai, Sangeh, Ubud, Ceking, Tampak Siring, Gua Gajah, Pasar Sukawati, Ketewel, finish di Bentara Budaya Bali (Ketewel).

Pesepeda ini berasal dari berbagai kota di Indonesia, antara lain Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, Bandung, Palembang, Surabaya, Sidoarjo, Semarang, Makassar, Gorontalo, Manokwari, Nabire dan Jayapura. Para pesepeda ini dari rentang usia 15-70 tahun. 

Selain itu, dari komunitas Jelajah Bali Bike juga memprakirakan setiap peserta menghabiskan biaya berkisar Rp6,5 juta sampai Rp8,5 juta. Perputaran uang di Bali melalui event yang disponsori Bank BRI ini mencapai kurang lebih Rp1,2 miliar.

Selain itu, kegiatan ini juga mendapat sudah mengantongi izin dari Satgas COVID-19 Provinsi Bali, kemudian Polda Bali dari segi pengamanannya dan juga menyediakan kendaraan khusus medis di setiap perjalanan. 

"Ini menjadi cara memancing pihak lain melakukan berbagai kegiatan sejenis lainnya di Bali. Semakin banyak event menarik makin banyak pula orang datang. Sehingga keberadaan wisatawan yang baik ini bisa menghidupkan ekonomi Bali. Perputaran uang semakin banyak. Pemulihannya pun bisa terwujud," katanya.