Kabar Gembira dari Lamongan: Kontribusi Tembakau dari Kota Pecel Lele Ini Meningkat di 2020
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kontribusi tanaman tembakau dari Kabupaten Lamongan, untuk Provinsi Jawa Timur (Jatim), mengalami peningkatan dari 8.400 ton dengan produktivitas 1,35 ton/hektare pada 2019 menjadi 9.400 ton dengan produktivitas 1,45 ton/hektare pada 2020.

"Hal ini menempatkan Kabupaten Lamongan menjadi rangking lima penyumbang tembakau di Jawa Timur," kata Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikutura dan Perkebunan (TPHP) Lamongan, Sujarwo di Lamongan, dikutip dari Antara, Jumat 4 Juni.

Sujarwo menjelaskan,di Kabupaten Lamongan ada dua jenis tanaman tembakau yang ditanam para petani, yakni tembakau Virginia dan Jawa dengan rincian 4.300 hektare lahan ditanami tembakau jenis Virginia dan 3.200 hektare ditanami jenis tembakau Jawa.

Sebelumnya, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi juga melakukan tanam tembakau perdana jenis Virginia K326 di Desa Nguwok, Kecamatan Modo.

Yuhronur mengatakan meski produktivitas tembakau di wilayah Jawa Timur mengalami penurunan pada tahun 2020, justru Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan.

Hal ini, kata dia, menunjukkan para petani terus mengalami produktifitas kerja meski di situasi pandemi.

"Produksi tembakau di Jawa Timur pada tahun 2020 hanya 122 ribu ton, sedangkan tahun 2019 mencapai 135 ribu ton, artinya mengalami penurunan. Sementara kami malah mengalami kenaikan, bahkan provitas kita di atas rata-rata Jawa Timur. ini menunjukkan para petani terus mengalami produktivtas kerja meski di situasi pandemi," katanya.

Tak hanya tanaman tembakau saja, Yuhronur mengakui pada sektor pertanian seperti padi juga meningkat dari produksi 1.025.000 ton pada 2019, menjadi 1.100.000 ton pada 2020.

Terkait serangan hama tikus, Yuhronur mengaku telah dilakukan pengendalian melalui Gerakan Pengendalian (Gedral) Hama Tikus, sebagai upaya menjaga agar tanaman pangan di Kabupaten Lamongan tetap terjaga.

"Pengendalian hama tikus menggunakan belerang ini merupakan salah satu upaya pengendalian hama secara kimiawi. Namun begitu, saya berharap agar petani tetap menggunakan pengendalian hayati seperti Rubuha (Rumah Burung Hantu)," katanya.