Kredit Mulai Bergeliat, OJK Klaim Sektor Jasa Keuangan Tetap Terjaga
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sektor jasa keuangan hingga April 2021 masih terjaga dengan indikator permodalan dan likuiditas yang tersedia serta risiko kredit yang terkendali.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo menilai pemulihan ekonomi global terus berlanjut seiring pulihnya aktivitas perekonomian negara ekonomi utama dunia.

“Dari sisi domestik domestik, indikator perekonomian seperti sektor rumah tangga dan korporasi mengindikasikan perbaikan. Mobilitas penduduk di kuartal II 2021 meningkat signifikan yang diharapkan mempercepat pemulihan ekonomi,” ujar dia dalam keterangan pers, Minggu, 30 Mei.

Menurut Anto, OJK terus menjaga sektor jasa keuangan tetap stabil di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional dengan senantiasa bersinergi bersama para pemangku kepentingan dalam mengeluarkan berbagai kebijakan.

“OJK juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah dengan menerbitkan kebijakan yang membantu mempercepat pemulihan ekonomi serta mendorong potensi ekonomi alternatif baru sesuai dengan keunggulan masing-masing daerah,” tuturnya.

Berdasarkan data yang dirilis oleh otoritas, pertumbuhan kredit hingga April masih terkontraksi sebesar 2,28 persen year-on-year (y-o-y).

Namun, kredit konsumsi mulai tumbuh positif 0,31 persen y-o-y sejalan dengan meningkatnya proporsi pengeluaran konsumsi terutama didorong oleh kredit pemilikan rumah (KPR).

Kredit sektor pariwisata juga tercatat tumbuh sebesar 5,99 persen ditopang kenaikan kredit pada restoran/rumah makan 10,53 persen month-to-month (m-t-m) dan angkatan laut domestik 1,24 persen y-o-y.

Secara year-to-date (y-t-d) pertumbuhan kredit masih positif, terutama didorong oleh penyaluran kredit dari bank BUMN dan BPD. Kredit UMKM juga mulai menunjukkan perbaikan. Dari tren ini, pertumbuhan kredit kuartal I 2021 lebih baik dari 2020, sehingga masih terdapat ruang untuk pertumbuhan.

Lebih lanjut, OJK menyatakan bahwa suku bunga bukan satu-satunya faktor penentu tumbuhnya kredit perbankan, karena pertumbuhan kredit sangat ditentukan oleh permintaan masyarakat.

“Permintaan atas kredit dan pembiayaan akan kembali tinggi apabila terjadi peningkatan mobilitas masyarakat yang mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut didukung upaya vaksinasi yang semakin meluas untuk meningkatkan imunitas dan kesehatan masyarakat yang terjaga baik,” tutup Anto.