Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor keuangan di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga September 2024 tetap terjaga dan stabil dengan pertumbuhan positif.

"Industri jasa keuangan (IJK) di wilayah Sulteng sampai pada 30 September tetap stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga," kata Kepala OJK Sulteng Triyono Raharjo dilansir ANTARA, Senin, 2 Desember.

Dia menjelaskan, perkembangan industri perbankan, industri keuangan non-bank dan pasar modal di Sulawesi Tengah masih tumbuh positif seiring dengan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan, serta perlindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan.

OJK mencatat pada posisi 30 September 2024, seluruh indikator perbankan mengalami pertumbuhan positif secara year on year (yoy) dengan posisi aset perbankan tercatat tumbuh sebesar 18,39 persen mencapai Rp73,58 triliun pada September 2024, dari Rp62,15 triliun pada September 2023.

Selanjutnya, kata dia, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh positif sebesar 14,74 persen, dari Rp31,42 triliun pada September 2023 menjadi Rp36,05 triliun pada September 2024.

Sementara itu, untuk kredit perbankan tumbuh sebesar 23,30 persen, dari Rp46,44 triliun pada September 2023 menjadi Rp57,26 triliun pada September 2024 dengan kualitas kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang tetap terjaga di angka 1,48 persen.

Ia melanjutkan bahwa kinerja perbankan syariah juga terus mengalami peningkatan dengan nilai aset tercatat Rp3,36 triliun atau tumbuh sebesar 17,07 persen.

"Sedangkan pada pembiayaan syariah hingga September 2024, masih menunjukkan tren positif dengan tumbuh sebesar 15,95 persen menjadi Rp2,99 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 32,14 persen menjadi Rp2,22 triliun," ujarnya.

Ia mengatakan, perbankan juga terus berkomitmen untuk terus mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang diwujudkan dalam peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM.

Pada September 2024, posisi penyaluran kredit kepada UMKM sebesar Rp17,54 triliun atau tumbuh 14,49 persen dengan NPL yang masih terjaga sebesar 2,56 persen atau masih di bawah ambang batas lima persen.