JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan di tengah volatilitas pasar keuangan global, kinerja industri perbankan Indonesia masih tetap resilient dan stabil per Maret 2024.
"Kinerja industri Perbankan Indonesia per Maret 2024 tetap presiden dan stabil didukung oleh tingkat profitabilitas sebesar ROA sebesar 2,62 persen Februari sebelumnya adalah 2,52 persen dan NIM sebesar 4,59 persen sementara Februari sebelumnya adalah 4,49 persen," tuturnya dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDK Bulanan April 2024, Senin, 13 Mei.
Sementara, kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) masih berada di level tertinggi sebesar 26 persen jika dibandingkan sebelumnya yang sebesar 27,73 persen.
"Jadi ini merupakan bantalan mitigasi resiko yang yang cukup solid di tengah kondisi ketidakpastian global," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan stabilitas sektor jasa keuangan hingga 30 April 2024, tetap terjaga. Hal ini turut berkontribusi dalam mempertahankan kinerja perekonomian nasional di tengah masih tingginya ketidakpastian global.
"Stabilitas jasa keuangan nasional masih terjaga dengan kinerja intermediasi yang kontributif dan didukung oleh likuiditas yang memadai serta permodalan yang kuat di tengah ketidakpastian global," ujarnya,
Mahendra menyampaikan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat melambat sebesar 1,6 persen pada kuartal I 2024. Angka ini turun jika dibandingkan pada kuartal IV 2023 sebesar 3,4 persen. Hal ini disebabkan oleh peningkatan impor secara signifikan.
Kendati demikian, Mahendra menilai kinerja ekonomi AS masih menunjukkan tanda-tanda penguatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi semula.
BACA JUGA:
"Hal ini mendorong kembalinya ekspektasi suku bunga higher for longer menjadi menurun. Artinya perkiraan terjadinya pemotongan tingkat Fed Fund Rate dalam waktu dekat berkurang," ungkapnya.
Mahendra mengatakan, pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen atau lebih tinggi dibandingkan pada kuartal IV 2023 yang sebesar 5,04 persen.
Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi nonprofit yang melayani rumah tangga dengan kenaikan 24,3 persen dan konsumsi pemerintah sebesar 19,9 persen (YoY).