Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah ingin industri otomotif di Tanah Air segera menjadi sektor unggulan dalam pengembangan kendaraan listrik.

“Saat ini sedang digenjot pembangunan ekosistemnya,” kata dia dalam keterangan pers seperti yang dikutip Minggu, 18 April.

Menperin menyebutkan, target produksi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) pada 2030 sebesar 600.000 unit untuk roda empat atau lebih, dan sebanyak 2,45 juta unit untuk roda dua.

”Target produksi KBLBB tersebut diharapkan akan mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda empat atau lebih dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda 2,” tuturnya.

Sampai saat ini, sudah ada tiga perusahaan industri dalam negeri yang membangun fasilitas produksi KBLBB roda empat atau lebih dengan kapasitas sebesar 1.680 unit pertahun.

Sedangkan untuk sepeda motor listrik sudah ada sebanyak 21 perusahaan industri dengan kapasitas produksi mencapai 1,04 juta unit pertahun.

Sebagai informasi, dalam rangka mendorong industrialisasi KBLBB pemerintah memberikan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal, yaitu untuk konsumen KBLBB berupa pengenaan PPnBM sebesar 0 persen, dan pengenaan pajak daerah (PKB dan BBNKB) paling tinggi sebesar 10 persen.

“Sedangkan untuk perusahaan industri KBLBB, dapat memanfaatkan berbagai insentif seperti tax holiday, mini tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk, bea masuk ditanggung pemerintah, dan super tax deduction untuk kegiatan penelitian serta pengembangan teknologi,” jelasnya.

Dengan adanya berbagai kebijakan tersebut, Menperin mengungkapkan saat ini menjadi momentum yang tepat dalam upaya mengakselerasi pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.

“Untuk memacu infrastrukturnya, kami terus berkoordinasi dengan kementerian terkait,” tegasnya.

Untuk diketahui, sejumlah prinsipal otomotif ternama kelas global seperti yang berasal dari Jepang, sudah menyatakan komitmennya untuk menanamkan investasinya dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.

“Misalnya, Toyota, Honda, dan Mitsubishi, khususnya pengembangan yang berbasis hybrid,” tutup Menteri Agus Gumiwang.