Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah memastikan pihaknya mengedepankan bangunan tahan gempa dalam pembangunan program 3 juta rumah.

Fahri menegaskan, langkah itu untuk mengantisipasi beberapa titik yang memiliki potensi gempa bumi megathrust.

"Harus (tahan gempa), ya, tidak boleh lagi ada rumah yang kalau gempa itu hilang," ujar Fahri kepada wartawan di kantor Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta, Rabu, 8 Januari.

Fahri menyebut, nantinya konstruksi rumah dalam program tersebut akan melewati perizinan yang ketat dan berdasarkan riset yang sebelumnya juga sudah tersedia di Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

"Nah, sekarang ini dalam skema kami penyelenggaraan perumahan baru kami akan memasukkan secara ketat bahwa konstruksi dan bangunannya betul-betul bersumber dari satu riset yang di-approve oleh pemerintah bahwa ini layak bangun atau tidak," katanya.

Dia menegaskan, Kementerian PKP dan pihak terkait akan mengevaluasi mengapa banyak rumah masyarakat yang tidak tahan gempa.

Selama ini, kata Fahri, sebanyak 80 persen rumah masyarakat bisa roboh dengan guncangan gempa 7 skala richter (SR).

"Memang mulai sekarang kami mau mengevaluasi kenapa banyak rumah masyarakat Indonesia kalau gempa 7 skala ritcher saja, 80 persen bisa habis. Nah ini sekarang dalam riset terutama di kementerian lama, PU itu sudah banyak sekali struktur (bangunan) yang dibangun tahan gempa lebih besar," pungkasnya.