Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan untuk menghasilkan garam konsumsi sebanyak 2,25 juta ton pada 2025. Target tersebut merupakan upaya swasembada garam usai ditutupnya impor garam mulai Januari 2025.

"Rencana produksi dalam negeri tahun 2025 adalah 2,25 juta ton. Jika ditambah sisa stok 836.000, pasokan garam lokal sudah memenuhi 63 persen dari total kebutuhan," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, Victor Gustaaf, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 4 Januari 2025.

Victor mengatakan pada tahun ini kebutuhan garam konsumsi masyarakat Indonesia diperkirakan mencapai 4,9 juta ton dan diprediksi akan meningkat 2,5 persen per tahun. Soalnya, ada pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan sektor industri.

Terkait tidak terpenuhinya antara jumlah produksi garam dan jumlah garam yang dibutuhkan, Victor bilang hal itu justru bisa menjadi ladang atau kesempatan bagi para pengusaha tambak lainnya.

"Sisanya tentu menjadi peluang usaha yang besar dan menjanjikan bagi para produsen garam bahan baku, baik petambak garam rakyat maupun badan usaha," katanya.

Dalam produksinya, KKP berencana menjadikan Indramayu sebagai tempat produksi utama garam di Indonesia.

"Indramayu akan menjadi fokus utama pembangunan infrastruktur, pelatihan petambak dan akses pembiayaan," ujarnya.

Menurut Victor, Indramayu memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan pusat produksi garam di Indonesia. Daerah tersebut, katanya, memiliki luas lahan produktif sebesar 1.445,65 hektare dengan total produksi sebesar 135.891,10 ton.

"Produktivitasnya sekitar 94 ton per hektare," ucap dia.

Sementara untuk stok, Indramayu memiliki 25.000 ton garam yang tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Krangkeng, Losarang, Kandanghaur, dan Patrol.

Tak hanya itu, untuk menghasilkan garam lebih banyak daripada sebelum impor ditutup, KKP juga mendorong inovasi teknologi dalam proses produksi garam. Victor mencontohkan salah satunya menggunakan metode geomembran.

"Metode ini telah terbukti meningkatkan kualitas dan kuantitas garam yang dihasilkan oleh petambak lokal," ungkapnya.