JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan sistem perkeretaapian siap dalam menghadapi potensi banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem yang mungkin terjadi saat periode libur Natal 2024 dan tahun baru 2025 (Nataru).
Seperti diketahui, saat ini Indonesia tengah memasuki musim hujan. Berdasarkan data BMKG, intensitas hujan diprakirakan meningkat 20 persen dibandingkan kondisi normal akibat fenomena La Nina lemah.
Sebagian wilayah di Indonesia seperti Jawa dan Sumatera juga akan memasuki puncak musim hujan di akhir Desember ini. Artinya, selama mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) mulai dari ketika posko dimulai tanggal 18 Desember sampai 5 Januari 2025 berada pada posisi menuju puncak musim hujan.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal mengaku sudah menyiapkan langkah antisipasi di berbagai wilayah yang rawan terdampak banjir, longsor hingga tanah labil.
Hal ini disampaikan Risal saat konferensi pers terkait penyelenggaraan Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis, 12 Desember.
“Tidak hanya banjir yang kita awasi. Di semua daerah ada titik-titik yang memang berisiko terhadap tanah labil, longsor, banjir, maupun jembatan. Semua yang kita perhatiin,” tuturnya.
Terkait dengan daerah rawan banjir, Risal mengatakan salah satu yang menjadi perhatian Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan adalah Semarang, Jawa Tengah.
“Daerah-daerah titik banjir memang menjadi perhatian utama kami. Terutama di Semarang yang pernah mengalami banjir cukup parah. Stasiun kita di Semarang pernah terendam hingga 1,5 meter dalam beberapa jam, dan ini menjadi prioritas kami untuk antisipasi,” kata Risal.
Risal mengungkapkan wilayah lainnya yang juga rawan banjir dan longsor yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Dia bilang daerah-daerah tersebut masuk dalam daftar pengawasan.
Di beberapa wilayah tersebut, sambung Risal, terdapat sejumlah titik yang memiliki risiko tinggi terhadap banjir, tanah labil, dan longsor.
“Untuk itu, kami telah menyiapkan pemantauan khusus di setiap Daop melalui daerah pemantauan khusus (Dapsus),” ucapnya.
BACA JUGA:
Risal mengungkapkan total terdapat 232 daerah yang dipantau secara intensif untuk memitigasi potensi risiko yang dapat mengganggu layanan kereta api selama periode libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
“Total seluruhnya ada 232 daerah yang kita perhatikan khusus untuk mengatasi empat masalah tersebut,” katanya.
Risal berharap dengan berbagai persiapan yang dilakukan ini dapat meminimalkan dampak cuaca ekstrem terhadap operasional perkeretaapian.
“Kami pastikan kesiapan semua pihak dalam menangani potensi gangguan ini, sehingga perjalanan kereta api selama periode Nataru tetap aman dan nyaman bagi masyarakat,” tuturnya.