Bagikan:

JAKARTA - Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, penurunan biaya per porsi program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Rp15.000 menjadi Rp10.000 akan perlu penyesuaian seiring berjalannya waktu.

Menurutnya, evaluasi yang dilakukan pemerintah dalam menjalankan program ini akan mempengaruhi pelaksanaan dan alokasi anggaran program tersebut.

"Saya kira memang program makan bergizi gratis ini akan disesuaikan seiring berjalannya waktu dan evaluasi yang dilakukan pemerintah ketika program ini akan dijalankan," ujarnya kepada VOI, Selasa, 3 Desember.

Yusuf mengungkapkan, pemangkasan anggaran dan biaya penerima program MBG bisa jadi merupakan hasil dari uji coba yang tengah dilakukan Pemerintah di beberapa titik lokasi.

"Dugaan saya dari uji coba tersebut, ketemu angka Rp10.000 sebagai nilai yang diperuntukkan bagi calon penerima program MBG ini," katanya.

Selain itu, Yusuf juga menyoroti bahwa angka Rp10.000 tergolong kecil, terutama jika dibandingkan dengan tujuan besar program MBG, yaitu untuk meningkatkan kualitas gizi dan nutrisi bagi masyarakat yang membutuhkan.

"Apalagi jika angka Rp10.000 tersebut adalah angka bruto di mana angka tersebut harus dibagi kembali untuk alokasi kebutuhan makan yang disediakan, biaya packing dan jasa antar, hingga keuntungan jika ikut menggandeng Mitra di tempat program ini dijalankan," ujar Yusuf.

Menurutnya, jika anggaran Rp10.000 hanya dialokasikan untuk makanan angka tersebut dapat semakin mengecil.

Hal ini dapat menjadi perdebatan terutama dalam hal bagaimana menyediakan menu bergizi di bawah angka tersebut, mengingat perbedaan harga antar daerah.

Karena itu, Yusuf menyampaikan pemerintah harus memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai bagaimana angka yang disebutkan tersebut tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi penerimanya.