Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 3 Desember 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin, 2 Desember 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,36 persen di level Rp15.906 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menurun 0,30 persen ke level harga Rp15.905 per dolar AS.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 100 persen pada blok BRICS serta memperingatkan agar tidak mencari alternatif selain dolar AS.

"Ancamannya merusak mata uang blok tersebut dan mendorong dolar naik, karena para pedagang mengkhawatirkan kebijakan proteksionis yang lebih ketat dari AS di bawah Trump," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Selasa, 3 Desember.

Selain itu, Ibrahim menyampaikan Donald Trump minggu lalu mengancam akan mengenakan tarif tambahan pada Tiongkok, Kanada, dan Meksiko dimana langkah tersebut akan dapat memicu kembali perang dagang global.

Selain itu di asia, aktivitas manufakturnya meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan November, menurut data indeks manajer pembelian pemerintah dan swasta. Pembacaan tersebut terjadi saat Beijing meluncurkan serangkaian langkah stimulus agresif sejak akhir September, yang bertujuan untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

Ibrahim menjelaskan meskipun langkah-langkah tersebut tampaknya membuahkan hasil, pasar mengkhawatirkan lebih banyak hambatan ekonomi dari perang dagang dengan AS.

"Pedagang juga menunggu lebih banyak langkah stimulus dari dua pertemuan politik utama yang akan berlangsung pada akhir Desember," ujarnya.

Sementara dari dalam negeri, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di angka 49,2 pada Oktober 2024. Indeks ini menunjukkan bahwa masih di bawah tanda krusial tidak ada perubahan 50 selama empat bulan berturut-turut.

Kondisi PMI yang masih stagnan ini tidak terlepas dari daya beli masyarakat yang melemah. Jika dilihat tidak hanya Indonesia yang mengalami kontraksi manufaktur tetapi negara-negara Asean juga mengalami hal yang sama.

Upaya mendorong manufaktur dilakukan dengan memperhatikan kondisi pasar baik pasar dalam maupun luar negeri. Kondisi industri berkaitan langsung dengan daya beli. Oleh karena itu, upaya meningkatkan sektor manufaktur harus dilakukan selaras dengan meningkatkan daya beli masyarakat.

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi pada November 2024 mencapai 0,30 persen atau lebih tinggi dibandingkan Oktober 2024, yang sebesar 0,08 persen, tetapi masih lebih rendah jika di bandingkan dengan November 2023.

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar pada November 2024 adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,78 persen dan memberikan andil inflasi 0,22 persen. Komoditas yang mendorong inflasi pada kelompok ini adalah bawang merah dan tomat yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,10 persen.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Selasa, 3 Desember 2024 dalam rentang harga Rp15.890 - Rp15.970 per dolar AS.