JAKARTA - Kepala Badan Bank Tanah (BBT) Parman Nataatmadja mengatakan, pihaknya siap menyediakan tanah untuk menyukseskan program 3 juta rumah per tahun.
Untuk bisa menjalankan program tersebut tentu dibutuhkan lahan untuk pembangunan rumah. Saat ini jumlah lahan yang dikuasai BBT masih sangat terbatas.
Hingga Oktober 2024, BBT baru menguasai 27.169 hektare (Ha) tanah yang tersebar di berbagai wilayah RI.
Parman menargetkan, jumlah tersebut akan bertambah menjadi 35.000 Ha pada akhir tahun 2024.
“Penguasaan tanah mencapai 140.000 hektare sepanjang tahun 2025. Jika ditambahkan dengan tanah yang sudah dikuasai hingga saat ini, totalnya diproyeksikan mencapai 175.000 Ha pada tahun depan," ujar Parman kepada wartawan, Jumat, 30 November.
Dari sebaran tanah yang sudah dikuasai BBT, ada beberapa kawasan yang cocok untuk perumahan dan permukiman.
Rinciannya, wilayah Asahan dan Tanjung Balai sekitar 40 hectare (Ha), Purwakarta 18 Ha, Batang 0,5 Ha, Brebes 1,05 Ha, Kendal 4,26 Ha, dan Penajam Paser Utara (PPU) sekitar 164,67 Ha.
“Purwakarta ada 95 Ha, karena ini untuk industri, sekitar 18 Ha atau 20 persen dari 95 Ha bisa digunakan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” kata Parman.
Perlu diketahui, Badan Bank Tanah (BBT) mendapatkan tugas menyediakan tanah untuk mendukung program rumah layak sebanyak 1 juta di perkotaan dan 2 juta di perdesaan.
BACA JUGA:
Parman menuturkan, tanah yang dikuasai Bank Tanah tersebar di beberapa daerah, namun bukan di perkotaan.
Maka dari itu, jika ingin digunakan untuk program 3 rumah maka hunian yang dibangun berupa rumah tapak.
Kendati demikian, kata Parman, tidak menutup kemungkinan tanah-tanah terlantar di perkotaan juga bisa masuk ke penguasaan BBT di kemudian hari.
“Kayaknya di situ bukan rumah vertikal karena bukan di kota. Kalau di kota baru vertikal karena cukup padat kan,” kata dia.