Bagikan:

JAKARTA - Badan Bank Tanah tengah berguru dengan Federal Land Development Authority (Felda) atau Lembaga Kemajuan Tanah Persekutuan Malaysia untuk memperkuat efektivitas tugas utamanya melakukan reforma agraria.

Felda dianggap sebagai badan pengelola tanah yang mampu menangani penataan kawasan perdesaan tertinggal menjadi kawasan pembangunan baru dengan luas pengelolaan lahan mencapai 400.000 hektare (ha).

"Kami Badan Bank Tanah untuk menciptakan kesediaan tanah dalam rangka ekonomi berkeadilan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk berbagai kepentingan," ujar Kepala Badan Bank Tanah Parman Nataatmadja dalam FGD Pengembangan Program Reforma Agraria Badan Bank Tanah di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Kamis, 24 Oktober.

Amanat reforma agraria terhadap Badan Bank Tanah sendiri tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 64 Tahun 2001. Dalam Pasal 2 PP itu disebutkan, Bank Tanah diberi kewenangan khusus untuk menjamin ketersediaan tanah dalam rangka ekonomi berkeadilan, salah satunya untuk reforma agraria.

Reforma agraria merupakan program strategis nasional yang berperan dalam upaya pemerataan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan serta pemanfaatan tanah dan penyelesaian konflik agraria untuk mewujudkan ekonomi berkeadilan.

Dengan adanya amanat itu, Badan Bank Tanah wajib menyediakan minimal 30 persen lahan untuk reforma agraria dari total luas wilayah. Bukan hanya dalam bentuk menyediakan dan membagikan tanah, melainkan juga mengharuskan aset tanah milik rakyat bisa memiliki nilai ekonomi yang menggerakkan pendapatan masyarakat melalui pemberdayaan dan juga pemanfaatan teknologi.

Hingga saat ini, Badan Bank Tanah baru memiliki tiga lokasi lahan yang disediakan untuk reforma agraria, yakni Penajam Paser Utara (PPU) seluas 1.883 Ha, Poso seluas 1.550 Ha dan Cianjur seluas 203 Ha.

"Implementasi reforma agraria terdekat saat ini adalah PPU (Penajam Paser Utara) yang mana lokasinya berdekatan dengan IKN," katanya.

Parman mengatakan, untuk mempertegas program reforma agraria, pihaknya tengah berguru ke Felda untuk mempelajari formulasi terbaik dalam pengembangan reforma agraria terimplementasi secara optimal.

"Untuk membantu kami dalam meracik formula terbaik bagi pengembangan reforma agraria Badan Bank Tanah dalam mencapai tujuan dari program reforma agraria itu sendiri," tuturnya.

Dia menambahkan, bahwa Felda dikenal menjadi pengelola perkebunan terbesar di dunia, dengan total 811.140 ha tumbuhan kelapa sawit, terutama di Semenanjung Malaysia, Sabah dan Sarawak. Felda juga mengelola perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit di Indonesia.

"Nanti akan ada satu cooperation dengan Felda untuk menyukseskan apa yang telah dilakukan Felda, dengan sekarang sudah mengelola 400.000 ha dan itu sudah sukses," imbuhnya.