Bagikan:

JAKARTA - BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID berkomitmen meningkatkan nilai tambah komoditas mineral sebagai dukungan terhadap visi prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam swasembada energi.

Untuk mendukung visi Presiden Prabowo, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan, upaya mendorong swasembada energi dilakukan salah satunya melalui industrialisasi.

“Maknanya saya sangat setuju dengan beliau, dengan visi beliau, dan kita akan all out merealisasikan visinya Presiden Prabowo” ujarnya, Kamis, 24 Oktober.

Komitmen hilirisasi Grup MIND ID terwujud melalui beroperasinya sejumlah fasilitas smelter baik untuk tembaga maupun bauksit serta pengembangan proyek hilirisasi lainnya.

Pertama, pabrik pemurnian konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Manyar, Gresik, Jawa Timur dengan nilai investasi sekitar Rp58 triliun.

Smelter tembaga dengan desain jalur tunggal (design single line) terbesar di dunia ini mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas input 1,7 juta ton konsentrat dan menghasilkan katoda tembaga sekitar 650.000 ton per tahun, memproduksi 50 ton emas dan 210 ton perak.

Kedua, Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 di Mempawah, Kalimantan Barat. Smelter dengan investasi sekitar Rp16 triliun akan menyerap sekitar 3,3 juta bijih bauksit per tahun dengan menghasilkan 1 juta ton alumina sebagai bahan baku aluminium.

Ia juga menegaskan jika MIND ID berkomitmen untuk melanjutkan investasi pada SGAR Fase 2 yang nantinya akan memperkuat kapasitas produksi alumina serta dilengkapi pabrik smelter untuk memproduksi aluminium.

Pada tahun depan, Grup MIND ID memiliki beberapa program champion mulai dari ekspansi smelter aluminium, ekspansi kapasitas tin chemical dan tin soldier, hingga pengembangan timah primer blok #1 dan blok #2.

Hendi menjelaskan, kalau zaman dulu setelah ditambang langsung diangkut di kapal, langsung diekspor. Berbeda dengan sekarang, MIND ID punya area pengolahan atau proses, processing. Pondasi hilirisasi sudah dilakukan.

“Ada smelter, dan bahkan kami sudah bergerak menuju ke mata rantai di tengah, membuat bahan baku untuk industri," tambah Hendi.

Hendi optimistis, apa yang sudah diletakkan oleh pemerintah sebelumnya, dapat semakin diakselerasi di era Presiden Prabowo.

Dengan begitu, nilai tambahnya semakin dirasakan oleh masyarakat, karena di sekitar kawasan tambang juga ada kawasan industri ataupun smelter.