JAKARTA - Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo memperkirakan pergerakan rupiah akan tetap tertekan akibat menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian ekonomi global.
"Rupiah dapat berfluktuasi antara Rp15.800 dan Rp16.000 per dolar AS dalam waktu dekat," jelasnya kepada VOI, Jumat, 22 November.
Sementara itu, Sutupo menyampaikan prospek jangka menengah hingga panjang untuk rupiah akan bergantung pada beberapa faktor, termasuk penyelesaian ketegangan geopolitik, kinerja ekonomi domestik, dan kebijakan moneter Bank Indonesia.
"Jika kondisi ekonomi global stabil dan kebijakan domestik mendukung pertumbuhan, Rupiah dapat mengalami penguatan," ujarnya.
Sutopo menyampaikan prospek Rupiah ke depan dan sentimen yang memengaruhi pergerakannya dapat dianalisis melalui beberapa faktor seperti kekuatan dolar AS, yang didorong oleh kebijakan ekonomi AS dan keputusan suku bunga, berdampak signifikan terhadap Rupiah.
"Dolar AS yang kuat menyebabkan Rupiah melemah," tuturnya.
BACA JUGA:
Sutopo menambahkan konflik yang sedang berlangsung, seperti perang Rusia-Ukraina, menciptakan ketidakpastian ekonomi global, mendorong investor beralih ke mata uang safe haven seperti dolar AS, yang dapat melemahkan nilai tukar Rupiah.
Sebagai informasi, pada akhir perdagangan Jumat, 22 November rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp15.875 per dolar AS atau menguat 0,35 persen dibandingkan pada sehari sebelumnya yang ada di Rp15.931 per dolar AS.