Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani berharap pemerintah dapat merealisasikan keinginannya untuk meningkatkan rasio kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) perbankan menjadi di atas 30 persen dari total kredit. 

Menurutnya, peningkatan rasio kredit tersebut bisa menjadi salah satu solusi keberlangsungan hidup UMKM di tengah pandemi COVID-19.

"Otoritas terkait, termasuk Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, hingga Pemerintah mesti bisa bergerak cepat merumuskan kebijakan untuk merealisasikannya," ujar Puan dalam keterangannya, Selasa, 6 April.

Politisi PDIP itu menilai, terbukanya akses perbankan dengan bunga lebih rendah dan proses yang mudah bagi pelaku UMKM dapat menjadi salah satu solusi bagi perkembangan UMKM di masa pandemi.

"Menjaga keberlangsungan hidup UMKM pada gilirannya akan menyelamatkan perekonomian Indonesia seperti yang pernah dibuktikan pada krisis ekonomi 1998 dulu," kata Puan.

Selain itu, menurut Puan, perlu ada intervensi yang sinergis dari pemegang otoritas untuk menyelamatkan UMKM. 

"Selain memberikan bunga yang lebih rendah dan proses yang lebih mudah, semua stakeholder juga semestinya merumuskan program untuk membimbing pelaku UMKM sehingga dapat menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan dan layak menjadi debitur perbankan," tandas legislator dapil Jawa Tengah V itu.

 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginginkan adanya peningkatan rasio kredit UMKM dalam rapat terbatas pada Senin, 5 April. 

Disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomiaan Airlangga Hartarto, Presiden Jokowi menargetkan lebih dari 30 persen kredit untuk pembiayaan UMKM hingga 2024.

Sejauh ini rasio kredit perbankan untuk UMKM berada di level 18-20 persen. Angka ini jauh di bawah rasio pembiayaan bank terhadap UMKM di Singapura (39 persen), Malaysia (50 persen), Thailand (51 persen), Jepang (66 persen), hingga Korea Selatan (82 persen). 

Berdasarkan survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun lalu, 69 persen pelaku UMKM butuh bantuan modal karena sektor ini merupakan salah satu korban paling terdampak pandemi COVID-19.